Sejarah Indo
Caffe
Episode 6: Bangkit
Cahaya... Ya, kehadirannyalah yang
akan memimpin kita menuju harapan dan kebangkitan.
Cahaya yang
suci itu dipancarkan dari sosok nan ayu, bagaikan aura yang senantiasa
melindunginya dari bahaya macam manapun.
Sayap..
Dengan sepasang sayaplah kita mampu terbang tinggi meraih impian kita, bangkit
dari jatuh, jatuh dari lubang terdalam sekalipun.
Sosok
tersebut merentangkan sayapnya dengan anggun, diselimuti oleh aura berpancaran
cahayanya yang harmonis.
Bagaikan
malaikat, wanita tersebut terbang, menyalurkan sinar harmonis dari tangannya
yang tak ternoda, kepada orang-orang yang sudah menunggunya di daratan bawah.
Sekerumunan
orang itu memiliki tubuh yang identik, serta berseragam kain biru tua. Muka
mereka tidak terlihat begitu jelas karena tertutup oleh hoodie. Yang terlihat hanyalah janggut kehitaman yang menandakan
bahwa usia mereka sudah dewasa, namun belum berumur.
Dibawah
kepak sayap gemulai gadis itu, sekerumunan orang tua tadi berkumpul dan bersatu,
mengulurkan tangannnya ke arah sesuatu benda besar yang terlihat tidak bersahabat. Kemudian
tangan-tangan yang bersatu itu menciptakan energi listrik yang besar. Energi
itu semakin lama semain membesar, sehingga membuat bongkahan listrik yang kemudian
dipusatkan dan difokuskan ke arah benda itu. Bongkahan listrik itu pun
diluncurkan dan menimbulkan ledakan yang dahsyat.
Anak panah,
ranjau, bubuk missiu, semuanya telah digunakan untuk menghentikan mereka.
Namun, bagaikan sihir mereka seperti tidak merasakan apa-apa.
Cahaya...
Ya, cahaya yang dihasilkan oleh kepakan sayap itulah yang melindungi mereka.
Tanpa cahaya itu, mereka bukanlah apa-apa.
Pandangan
mereka tajam. Tanpa ekspresi, mereka menghancurkan segalanya yang ada. Isak
tangis dan air mata, semuanya diabaikan seolah mereka mengalami gangguan
telinga.
“DUAR!”
itulah suara kilat petir terakhir mereka yang diarahkan kebada
bangunan-bangunan di sekeliling mereka. Tidak ada suatu tanda kehidupan apapun
yang tertinggal di tempat itu selain diri mereka sendiri. Semuanya telah
dihanguskan oleh listrik milik sekumpulan pria itu.
Seseorang
tersenyum melihat pemandangan itu. Kemudian ia membalikkan badannya, melangkah
menjauhi tanah yang sunyi tanpa kehidupan itu.
(
(^_^) )
“Bagus
sekali Steven,” gumam Zefry. “Strategi segerombolan wizard dengan di backup
oleh healer itu sangat berfungsi dengan baik.”
Peta gaib
yang dipegang Zefry menunjukan kemenangan yang diraih oleh Steven, dan
bagaimana ia menghanguskan markas musuh dengan secepat kilat. Zefry tersenyum puas, kemudian dia mendengar suatu
bunyi dari peta gaib tersebut, ditandai dengan lampu kedap-kedip merah yang
bersinar di suatu potrait rumah
kuning besar yang terletak di sebelah kanan peta.
“Sepertinya
ada yang menyerang markas musuh lagi,” ujar Zefry kalem, namun menunjukan
campuran dari kecemasan dan kegembiraan secara bersamaan.
Ya, Zefry
melihatnya. Peta gaib itu menunjukan segalanya. Ia melihat seseorang sedang
bersembunyi di balik hutan. Matanya tertuju kepada bangunan tua berwarna kuning
pekat yang terletak di seberangnya. Tampaknya orang itu sedang mengalami
kebimbangan.
“Hmm... Pancing isi Clan Castle, deploy 1 archer di
masing-masing sisi builder hut, kemudian deploy giant sebelum wall breaker
supaya tidak mati sebelum war... kemudian? Apa ya?”
Asing_ xyz
sedang memikirkan strategi yang tepat untuk mengalahkan lawan. Ia tidak mau
gagal lagi dalam war. Sudah cukup ia kembali dengan tangan kosong untuk
kesekian kalinya.
“Hmm..
Baiklah” pikirnya dengan yakin. “Pasti akan kuserang! Kali ini aku pasti
mendapat star! Aku harus yakin!”
Selagi
Zefry sedang asyik memandangi peta gaibnya yang menunjukan pergerakan itu,
seseorang datang menghampiri Zefry. Rambutnya pajang, jelas dia adalah wanita.
Wanita tersebut menggumamkan suatu kalimat pertanyaan kepadanya. Zefry pun yang
tadinya duduk, meletakkan peta gaibnya dan menghampiri wanita itu.
“Deploy
giant disitu. Kemudian letakkan healing spell disitu. Jangan drop healer sampai
air defensenya hancur, mengerti?” Kata Zefry. “Ingat, Giselle. Kita perlu 100%
damage, atau tidak kita akan kalah.”
“Aku
mengerti,” jawab Wanita tersebut. “Kau dapat mengandalkanku.”
Setelah
berkata demikian, wanita yang bernama Giselle itu meninggalkan ruangan,
meninggalkan Zefry sendirian.
Zefry
sendiri kembali duduk, menerawang peta gaib yang tadi sempat ia letakkan di
meja kerjanya. Kini kedap-kedip pada peta, serta iringan bunyi bib yang tadi bergejolak telah kembali
tenang. Potrait yang tadinya
menunjukan gambaran rumah kuning pekat tadi telah menghilang, digantikan oleh
gambaran bangunan yang sudah runtuh, dengan 3 bintang diatasnya yang menyinari
runtuhnya bangunan itu.
Sementara
itu, di lokasi yang asli...
“well done, Asing,” jawab groovy280.
“Kamu telah membuktikan kehebatanmu.”
“Terimakasih
groovy,” kata Asing. “Aku pasti kalah apabila kau tidak membantuku.
“Tidak jadi
masalah,” kata grovy280. “Sekarang mari kita saksikan teman-teman kita
berperang.”
Beberapa
saat kemudian, Dnea07 dan Giselle menyerang markas musuh dan memperoleh 3 star
masing-masing. War dimenangkan oleh Indo Caffe 92 – 48. Semua anggota bersorak
atas kemenangan besar dan bonus loot yang didapatnya.
(
(^_^) )
Di dalam
suatu ruangan megah, dimana semua orang berkumpul memandang singgasana maharaja
yang terletak di ujung, berhadapan dengan pintu masuk. Langit-langitnya
berbentuk kubah, yang menandakan sifat universal bangunan tersebut.
“Semuanya,”
Suaranya menggelegar dalam resonansi yang dipantulkan oleh cekungan kubah tersebut.
“Aku sangat senang kita telah memenangkan War tadi.”
Orang
tersebut tak lain dari Ray, kasiar Indo Caffe yang berwatak keras. “Suatu
progress yang bagus, Asing”
Asing_xyz
pun membungkuk formal.
“Dan kau
juga Theo,” kata Ray sambil mengarahkan pandangannya pada saudara yang berada
di sisi kanan tahtanya. “Kau telah menunjukan prestasi yang luar biasa dalam
memperoleh 6 star dalam war. Aku bangga mempunyai saudara sepertimu.”
“Merupakan
suatu kehormatan bisa berperang di sisimu, Ray,” kata Theo.
Suasana
tiba-tiba menjadi hening. Namun keheningan ini tidak sama dengan keadaan saat
sebelum war, saat mental para anggota Indo Caffe jatuh. Melainkan keadaan
dimana anggota Indo Caffe merasa bahagia. Ya, inilah puncak kebahagiaan mereka
setelah mampu bangkit dari jatuh.
“Baiklah,”
seru Ray kepada seluruh anggota lainnya. “Teman-temanku, apakah kalian bersedia
mengikuti war lagi, berperang di sisiku, menjaga kesolidan kita, serta
membumihanguskan markas-markas musuh?”
“KAMI
SIAP!!” Seru semua anggota Indo Caffe dengan seruan yang membara.
Seluruh
anggota Indo Caffe meninggalkan ruang pertemuan satu per satu dengan penuh
gairah perang. Mereka tidak sabar untuk menunggu-nunggu hari berperang,
terutama bagi Yovela yang sangat bersemangat, karena pertama kalinya ia bisa
ikut berperang bersama Indo Caffe.
Ya, Yovela
merasa sangat senang bergabung di Indo Caffe, karena setelah sekian lama, ia
bisa bertemu kembali dengan sahabat – sahabatnya; Zefry, Kevin Siregar, dan
groovy280. Kini ia merasakan ketenangan dan kenyamanan di Indo Caffe yang
bagaikan famili baginya.
“Yovela?”
Suara yang lembut mencairkan lamunan Yovela.
“Giselle?”
Yovela menjawabnya. “Tidak apa-apa nih aku tidur di kamarmu?”
“Tidak
apa-apa,” jawab Giselle tersenyum. “Kamu kan baru bergabung. Maka membangun
pondokmu akan memakan waktu yang lama. Maka kamu bisa menumpang tidur disini.”
“Terimakasih
ya, Giselle,” Kata Yovela senang. “Kamu sangat baik hati.”
Yovela dan
Giselle bagaikan kakak dan adik. Baru bertemu saja, mereka sudah akur. Ya,
sepertinya legenda yang kerap diceritakan oleh Kevin Siregar membuat Yovela
menjadi populer di mata anak-anak Indo Caffe. Mereka berbincang-bincang tanpa
henti di pondok milik Giselle, ketika tiba-tiba terdengar suara langkah kaki
orang membuka gagang pintu, memasuki pondok besar itu.
“Siapa
itu?” Giselle berantisipasi. “Oh Groovy, Kevin, dan Zefry. Hei ada acara
penting apa lagi, kalian para co-leader
berkumpul disini?”
“Tidak ada
apa-apa,” jawab Zefry. “Kami hanya mau mengenang masa lalu kami yang indah.”
“Ya, jauh
sekali,” gumam groovy280. “Jauh saat dimasa kami masih berada di clan
INDONESIA.”
“Ya,” Kevin
menambahkan. “Tapi sekarang kita sudah kembali bersama-sama lagi. Sekarang
tidak ada yang perlu kita khawatirkan selama kita semua bersama.”
“Iya,” Kata
Yovela tersenyum. “Aku sangat bahagia bisa berada di sini lagi.”
“Ah, kalian
jangan membuatku iri!” kata Giselle yang langsung ditanggapi oleh ledakan tawa
yang lainnya.
(
(^_^) )
Ufuk langit
sudah mulai memerah, kini sang pembawa terang sudah mulai bersembunyi dibalik
gunung. Suara langkah kaki memasuki area padang rumput yang gersang. Ya, ribuan
suara langkah kaki bergema dalam desiran pasir yang disertai dengan embusan
angin yang ganas.
DRAGON’S
BELIEF menyaksikan pemandangan itu dari atas terbing yang terjal. “Pasukan Clan
China, mereka sudah mulai bergerak,” katanya.
Ray
mengangguk pelan, ia bersiap untuk memimpin perang ini. Ia akan mengobarkan
semangat semua anggota yang telah lama menunggu, berbaris di belakangnya.
“Kenapa
adikku?” celetuk Mystearion tiba-tiba. “Kalau kau takut, kau bisa bersembunyi
di belakangku,” ejek Mystearion dengan tawanya yang menyebalkan.
DRAGON
memalingkan mukanya, mengabaikan ejekan kakaknya. Ya, ia tahu bahwa dalam war
terakhir melawan “The Alliance,” ia hanya menyumbang 4 star, sementara
kakakknya mengunggulinya dengan 6 star. Ia sedikit ragu apakah ia mampu
memperoleh star dengan jumlah yang memmuaskan seperti dulu lagi atau tidak.
Lawan mereka kali ini berat, sebab belum sekalipun Indo Caffe berhasil
memenangkan pertempuran melawan bangsa Tiongkok.
“Berserulah
kalian semua!” Ray berseru memberi semangat. “ Kita harus memenangkan war ini.
Lihatlah mereka! Ratusan ribu elixir dan gold terletak disana! Harta keabadian
yang selalu kalian dambakan itu adalah milik kita semua! Bantai mereka dan
ambilah!”
Suara ray
menggelegar dalam badai pasir yang sedang berembus kencang, yang ditanggapi
oleh sorakan Indo Caffe yang mengalahkan suara desiran badai pasir itu. Ya, kehausan
mereka akan kemerdakaan mengalahkan rasa takut mereka akan musuh yang mereka
hadapi. Kini mereka akan benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh
harta dan kemerdekaan yang telah mereka cari setelah jatuhnya mereka dengan
bangsa Filipina.
Suara
melesatnya api yang beriringan dengan munculnya benda bulat besar di angkasa
telah semakin dekat. Ya, balon-balon besar itu adalah pasukan yang dimiliki
oleh Theo yang bersiap untuk menghancurkan markas-markas musuh yang ada.
Serangan
milik Theo itu dilanjutkan oleh jutaan anak panah yang dilepaskan oleh pasukan
milik Giselle, Kezia, dan juga Dnea07.
Sementara
itu, DARIUS, Noven, dan yang lainnya juga tidak mau kalah. Mereka menyerang
dengan kekuatan penuh dengan barbarian dan giant di belakangnya.
“Hey lihat
markas-markas itu!” seru Mystearion kepada Jessync. “Akan kuratakan mereka
menjadi debu!”
Jessnyc
menyeringai kecil, menanggapi ocehan Mystearion tanpa melihat wajahnya. Karena
ia mengetehui meskipun dalam war terakhir Mystearion mengunggulinya sebanyak 3
bintang, tetap saja Jessync yang memiliki rekor memberi sumbangan bintang
terbanyak di Indo Caffe ini.
Semburan
api berkobar dimana-mana. Naga milik Mystearion dan juga Jessync telah membuat
kebakaran besar di mana-mana. Kemudian keduanya berpulang dengan memperoleh
total 6 star.
“Bagus
sekali,” ujar Ray. “Teruskanlah semangat kalian seperti ini.”
“Tunggu,”
kata Zefry sambil menyimak peta gaibnya. “Musuh masih lebih unggul. Mungkin
star kita unggul 27-20. Tetapi kita sudah menggunakan attack sebanyak 20,
sedangkan mmusuh baru menggunakan attacknya sebanyak 11.
“Dengan
kata lain, kita kalah dalam hal rasio attack yang telah dipakai, dan star yang
telah kita raih,” Theo menambahkan.
“Lawan kita
adalah ‘Chinese Clan’,” Zefry meletakkan peta gaibnya dan berbicara. “Sudah 3
kali kita kalah dalam berperang. Dan 2 dari 3 Clan yang mengalahkan kita
identik dengan Clan Tiongkok. Kita tidak boleh main-main!”
“Kalau
begitu biar aku yang menyerang,” ujar Teto.
Semua ksatria
yang masih berada di di belakang medan perang memandangi Teto.
“Tidak ada
salahnya kan, apabila kali ini aku mencoba” Ujar Teto.
“Baik Teto,”
ujar Zefry yang bertanggung jawab memimpin pasukan. “Jangan lupa pancing isi
Clan Castle musuh terlebih dahulu.”
“Aku
berjanji,” Teto mengatakan kata terakhirnya, maju ke garis depan dan bersiap
untuk berperang dengan giant dan healernya.
Teto sangat
yakin dengan defense musuh yang sangat rapuh, ia percaya diri bahwa ia mampu
menjungkirbalikan semuanya yang ada. Ia mendeploy giantnya, menghancurkan air
defense yang ada, kemudian mendeploy healer. Namun tak disangka muncul air mine
yang tak kasat mata meledakkan healer miliknya. Kemudian semua giant yang telah
di deploy terkena spring trap. Teto pun terpaksa menarik pasukannya dengan malu.
“Maaf aku
tidak tahu bahwa musuh mahir menggunakan trapnya,” Kata Teto.
“Sepertinya
kali ini musuh kita sangat berat,” kata Zefry. “Bahkan mereka sampai
memerhatikan detil di bagian peletakkan trap.”
“Biar aku
yang menyerangnya!” Sahut Charles geram setelah tidak puas melihat hasil
serangan Teto dari peta gaib milik Zefry.
“Baiklah, pastikan
kau menyerang sebelum 3 menit, atau waktunya akan habis,” kata Zefry
mengingatkan.
Charles
langsung pergi ke medan pertempuran, mendeploy Hog Rider yang berjumlah
puluhan, dibackup dengan beberapa archer. Hog Rider tersebut berhasil
menghancurkan seluruh bangunan yang ada.
“Ini
terlalu mudah bagiku,” gumam Charles dengan penuh kemenangan. “Tinggal Town
Hall yang tersisa. Tidak sampai semenit, akan kuruntuhkan bangunan tua itu!”
Charles
memerintahkan Hog Ridernya melompati wall kristal yang ada, menerjang menuju
Town Hall tersebut. Tiba –tiba sesuatu yang besar menampakkan dirinya. Bau
bubuk misiu yang tajam itu sempat menghentikan detak jantung Charles sejenak.
“TIDAK!”
pekik Charles.
DUAR!! Terlambat,
sebuah giant bomb meledak menghanguskan sekumpulan Hog Rider yang malang itu.
Hanya satu Hog Rider yang berhasil lolos karena posisinya yang terdepan, ia
berjuang meraih Town Hall yang terletak di pusat markas. Hog Rider terakhir itu
berusaha untuk meruntuhkan bangunan tersebut. Namun, satu kapak emas tidaklah
cukup untuk meruntuhkan bangunan kokoh itu.
Detik demi
detik pun berlalu, keringat dingin mulai bercucuran dari dahi Charles. Town
Hall itu tidak hancur juga, seolah kekokohan bangunan kuning itulah yang
menghancurkan kapak emas milik Hog Rider tersebut. 3 menit pun akhirnya berlalu
sia-sia. Kerusakan yang nyaris 100% itu hanya membuahkan 1 bintang saja.
“KURANG
AJAR!” Bentak Charles kesal dengan situasi yang ada.
Semua orang pun hanya bisa memandang
dengan hati yang pilu. Kini perasaan takut yang dulu menghantui anggota-anggota
Indo Caffe, telah kembali merasuki mereka.
“Kita tidak akan mungkin bisa
menang,” kata Billy.
Situasi menjadi semakin terpuruk.
Billy yang merupakan salah satu pembawa semangat bagi Indo Caffe kini merasa
minder. Tentu anggota yang lainnya akan
menjadi lebih minder lagi.
“Belum saatnya,” ujar Zefry memberi
semangat. “Kita belum bertarung dengan kekuatan maksimal kita. Kita butuh
memanggil bala bantuan!”
“Memanggil mereka yang sedang cuti?”
Tanya Wilson.
“Tepat sekali,” Zefry berkata.
“Siapa yang mau voluntir memanggil mereka?”
Keadaan masih tidak berubah, penuh
dengan keheningan. Tidak ada satupun yang menjawab tawaran Zefry tersebut.
“Biar aku saja,” jawab Groovy280
memecahkan keheningan.
“Tapi itu kan berbahaya!” sahut
Giselle. “Kau harus menerobos kepungan musuh untuk pergi menjemput Jackpot,
Trianity, dan yang lainnya!”
“Aku menyanggupinya,” kata groovy280.
“Tapi-“
“Aku pasti akan kembali, Giselle,”
Groovy mencoba untuk menenangkan sepupunya. “Bertarunglah dengan baik. Aku
yakin kau pasti bisa. Tunggulah, aku pasti akan datang membawa bala bantuan
yang lebih banyak untuk kalian semua.”
“Baiklah. Biarkan aku mengkaruniaimu
Naga yang akan mengamankanmu dalam perjalanan,” kata Teto.
Groovy280 pun mengangguk.
Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, berjalan menjauhi markas utama. Ia
tidak punya banyak waktu. Ia segera berkemas dan bergegas menuruni turunan dari
tebing, menerobos markas musuh, demi
kemenangan dan kejayaan Indo Caffe.
(
(^_^) )
No comments:
Post a Comment