Thursday, July 3, 2014

Episode 6: Bangkit



Sejarah Indo Caffe

Episode 6: Bangkit




       Cahaya... Ya, kehadirannyalah yang akan memimpin kita menuju harapan dan kebangkitan.

            Cahaya yang suci itu dipancarkan dari sosok nan ayu, bagaikan aura yang senantiasa melindunginya dari bahaya macam manapun.

            Sayap.. Dengan sepasang sayaplah kita mampu terbang tinggi meraih impian kita, bangkit dari jatuh, jatuh dari lubang terdalam sekalipun.

            Sosok tersebut merentangkan sayapnya dengan anggun, diselimuti oleh aura berpancaran cahayanya yang harmonis.

            Bagaikan malaikat, wanita tersebut terbang, menyalurkan sinar harmonis dari tangannya yang tak ternoda, kepada orang-orang yang sudah menunggunya di daratan bawah.

            Sekerumunan orang itu memiliki tubuh yang identik, serta berseragam kain biru tua. Muka mereka tidak terlihat begitu jelas karena tertutup oleh hoodie. Yang terlihat hanyalah janggut kehitaman yang menandakan bahwa usia mereka sudah dewasa, namun belum berumur.

            Dibawah kepak sayap gemulai gadis itu, sekerumunan orang tua tadi berkumpul dan bersatu, mengulurkan tangannnya ke arah sesuatu benda besar  yang terlihat tidak bersahabat. Kemudian tangan-tangan yang bersatu itu menciptakan energi listrik yang besar. Energi itu semakin lama semain membesar, sehingga membuat bongkahan listrik yang kemudian dipusatkan dan difokuskan ke arah benda itu. Bongkahan listrik itu pun diluncurkan dan menimbulkan ledakan yang dahsyat.

            Anak panah, ranjau, bubuk missiu, semuanya telah digunakan untuk menghentikan mereka. Namun, bagaikan sihir mereka seperti tidak merasakan apa-apa.

            Cahaya... Ya, cahaya yang dihasilkan oleh kepakan sayap itulah yang melindungi mereka. Tanpa cahaya itu, mereka bukanlah apa-apa.

            Pandangan mereka tajam. Tanpa ekspresi, mereka menghancurkan segalanya yang ada. Isak tangis dan air mata, semuanya diabaikan seolah mereka mengalami gangguan telinga.

            “DUAR!” itulah suara kilat petir terakhir mereka yang diarahkan kebada bangunan-bangunan di sekeliling mereka. Tidak ada suatu tanda kehidupan apapun yang tertinggal di tempat itu selain diri mereka sendiri. Semuanya telah dihanguskan oleh listrik milik sekumpulan pria itu.

            Seseorang tersenyum melihat pemandangan itu. Kemudian ia membalikkan badannya, melangkah menjauhi tanah yang sunyi tanpa kehidupan itu.



( (^_^) )




            “Bagus sekali Steven,” gumam Zefry. “Strategi segerombolan wizard dengan di backup oleh healer itu sangat berfungsi dengan baik.”

            Peta gaib yang dipegang Zefry menunjukan kemenangan yang diraih oleh Steven, dan bagaimana ia menghanguskan markas musuh dengan secepat kilat. Zefry  tersenyum puas, kemudian dia mendengar suatu bunyi dari peta gaib tersebut, ditandai dengan lampu kedap-kedip merah yang bersinar di suatu potrait rumah kuning besar yang terletak di sebelah kanan peta.

            “Sepertinya ada yang menyerang markas musuh lagi,” ujar Zefry kalem, namun menunjukan campuran dari kecemasan dan kegembiraan secara bersamaan.

            Ya, Zefry melihatnya. Peta gaib itu menunjukan segalanya. Ia melihat seseorang sedang bersembunyi di balik hutan. Matanya tertuju kepada bangunan tua berwarna kuning pekat yang terletak di seberangnya. Tampaknya orang itu sedang mengalami kebimbangan.

“Hmm...  Pancing isi Clan Castle, deploy 1 archer di masing-masing sisi builder hut, kemudian deploy giant sebelum wall breaker supaya tidak mati sebelum war... kemudian? Apa ya?”

            Asing_ xyz sedang memikirkan strategi yang tepat untuk mengalahkan lawan. Ia tidak mau gagal lagi dalam war. Sudah cukup ia kembali dengan tangan kosong untuk kesekian kalinya.

            “Hmm.. Baiklah” pikirnya dengan yakin. “Pasti akan kuserang! Kali ini aku pasti mendapat star! Aku harus yakin!”

            Selagi Zefry sedang asyik memandangi peta gaibnya yang menunjukan pergerakan itu, seseorang datang menghampiri Zefry. Rambutnya pajang, jelas dia adalah wanita. Wanita tersebut menggumamkan suatu kalimat pertanyaan kepadanya. Zefry pun yang tadinya duduk, meletakkan peta gaibnya dan menghampiri wanita itu.

            “Deploy giant disitu. Kemudian letakkan healing spell disitu. Jangan drop healer sampai air defensenya hancur, mengerti?” Kata Zefry. “Ingat, Giselle. Kita perlu 100% damage, atau tidak kita akan kalah.”

            “Aku mengerti,” jawab Wanita tersebut. “Kau dapat mengandalkanku.”

            Setelah berkata demikian, wanita yang bernama Giselle itu meninggalkan ruangan, meninggalkan Zefry sendirian.

            Zefry sendiri kembali duduk, menerawang peta gaib yang tadi sempat ia letakkan di meja kerjanya. Kini kedap-kedip pada peta, serta iringan bunyi bib yang tadi bergejolak telah kembali tenang. Potrait yang tadinya menunjukan gambaran rumah kuning pekat tadi telah menghilang, digantikan oleh gambaran bangunan yang sudah runtuh, dengan 3 bintang diatasnya yang menyinari runtuhnya bangunan itu.

            Sementara itu, di lokasi yang asli...

            well done, Asing,” jawab groovy280. “Kamu telah membuktikan kehebatanmu.”

            “Terimakasih groovy,” kata Asing. “Aku pasti kalah apabila kau tidak membantuku.

            “Tidak jadi masalah,” kata grovy280. “Sekarang mari kita saksikan teman-teman kita berperang.”

            Beberapa saat kemudian, Dnea07 dan Giselle menyerang markas musuh dan memperoleh 3 star masing-masing. War dimenangkan oleh Indo Caffe 92 – 48. Semua anggota bersorak atas kemenangan besar dan bonus loot yang didapatnya.





( (^_^) )





            Di dalam suatu ruangan megah, dimana semua orang berkumpul memandang singgasana maharaja yang terletak di ujung, berhadapan dengan pintu masuk. Langit-langitnya berbentuk kubah, yang menandakan sifat universal bangunan tersebut.

            “Semuanya,” Suaranya menggelegar dalam resonansi yang dipantulkan oleh cekungan kubah tersebut. “Aku sangat senang kita telah memenangkan War tadi.”

           Orang tersebut tak lain dari Ray, kasiar Indo Caffe yang berwatak keras. “Suatu progress yang bagus, Asing”

            Asing_xyz pun membungkuk formal.

            “Dan kau juga Theo,” kata Ray sambil mengarahkan pandangannya pada saudara yang berada di sisi kanan tahtanya. “Kau telah menunjukan prestasi yang luar biasa dalam memperoleh 6 star dalam war. Aku bangga mempunyai saudara sepertimu.”

            “Merupakan suatu kehormatan bisa berperang di sisimu, Ray,” kata Theo.

            Suasana tiba-tiba menjadi hening. Namun keheningan ini tidak sama dengan keadaan saat sebelum war, saat mental para anggota Indo Caffe jatuh. Melainkan keadaan dimana anggota Indo Caffe merasa bahagia. Ya, inilah puncak kebahagiaan mereka setelah mampu bangkit dari jatuh.

            “Baiklah,” seru Ray kepada seluruh anggota lainnya. “Teman-temanku, apakah kalian bersedia mengikuti war lagi, berperang di sisiku, menjaga kesolidan kita, serta membumihanguskan markas-markas musuh?”

            “KAMI SIAP!!” Seru semua anggota Indo Caffe dengan seruan yang membara.

            Seluruh anggota Indo Caffe meninggalkan ruang pertemuan satu per satu dengan penuh gairah perang. Mereka tidak sabar untuk menunggu-nunggu hari berperang, terutama bagi Yovela yang sangat bersemangat, karena pertama kalinya ia bisa ikut berperang bersama Indo Caffe.

            Ya, Yovela merasa sangat senang bergabung di Indo Caffe, karena setelah sekian lama, ia bisa bertemu kembali dengan sahabat – sahabatnya; Zefry, Kevin Siregar, dan groovy280. Kini ia merasakan ketenangan dan kenyamanan di Indo Caffe yang bagaikan famili baginya.

            “Yovela?” Suara yang lembut mencairkan lamunan Yovela.

            “Giselle?” Yovela menjawabnya. “Tidak apa-apa nih aku tidur di kamarmu?”

            “Tidak apa-apa,” jawab Giselle tersenyum. “Kamu kan baru bergabung. Maka membangun pondokmu akan memakan waktu yang lama. Maka kamu bisa menumpang tidur disini.”

            “Terimakasih ya, Giselle,” Kata Yovela senang. “Kamu sangat baik hati.”

            Yovela dan Giselle bagaikan kakak dan adik. Baru bertemu saja, mereka sudah akur. Ya, sepertinya legenda yang kerap diceritakan oleh Kevin Siregar membuat Yovela menjadi populer di mata anak-anak Indo Caffe. Mereka berbincang-bincang tanpa henti di pondok milik Giselle, ketika tiba-tiba terdengar suara langkah kaki orang membuka gagang pintu, memasuki pondok besar itu.

            “Siapa itu?” Giselle berantisipasi. “Oh Groovy, Kevin, dan Zefry. Hei ada acara penting apa lagi, kalian para co-leader berkumpul disini?”

            “Tidak ada apa-apa,” jawab Zefry. “Kami hanya mau mengenang masa lalu kami yang indah.”

            “Ya, jauh sekali,” gumam groovy280. “Jauh saat dimasa kami masih berada di clan INDONESIA.”

            “Ya,” Kevin menambahkan. “Tapi sekarang kita sudah kembali bersama-sama lagi. Sekarang tidak ada yang perlu kita khawatirkan selama kita semua bersama.”

            “Iya,” Kata Yovela tersenyum. “Aku sangat bahagia bisa berada di sini lagi.”

            “Ah, kalian jangan membuatku iri!” kata Giselle yang langsung ditanggapi oleh ledakan tawa yang lainnya.




( (^_^) )




            Ufuk langit sudah mulai memerah, kini sang pembawa terang sudah mulai bersembunyi dibalik gunung. Suara langkah kaki memasuki area padang rumput yang gersang. Ya, ribuan suara langkah kaki bergema dalam desiran pasir yang disertai dengan embusan angin yang ganas.

            DRAGON’S BELIEF menyaksikan pemandangan itu dari atas terbing yang terjal. “Pasukan Clan China, mereka sudah mulai bergerak,” katanya.

            Ray mengangguk pelan, ia bersiap untuk memimpin perang ini. Ia akan mengobarkan semangat semua anggota yang telah lama menunggu, berbaris di belakangnya.

            “Kenapa adikku?” celetuk Mystearion tiba-tiba. “Kalau kau takut, kau bisa bersembunyi di belakangku,” ejek Mystearion dengan tawanya yang menyebalkan.

            DRAGON memalingkan mukanya, mengabaikan ejekan kakaknya. Ya, ia tahu bahwa dalam war terakhir melawan “The Alliance,” ia hanya menyumbang 4 star, sementara kakakknya mengunggulinya dengan 6 star. Ia sedikit ragu apakah ia mampu memperoleh star dengan jumlah yang memmuaskan seperti dulu lagi atau tidak. Lawan mereka kali ini berat, sebab belum sekalipun Indo Caffe berhasil memenangkan pertempuran melawan bangsa Tiongkok.

            “Berserulah kalian semua!” Ray berseru memberi semangat. “ Kita harus memenangkan war ini. Lihatlah mereka! Ratusan ribu elixir dan gold terletak disana! Harta keabadian yang selalu kalian dambakan itu adalah milik kita semua! Bantai mereka dan ambilah!”

            Suara ray menggelegar dalam badai pasir yang sedang berembus kencang, yang ditanggapi oleh sorakan Indo Caffe yang mengalahkan suara desiran badai pasir itu. Ya, kehausan mereka akan kemerdakaan mengalahkan rasa takut mereka akan musuh yang mereka hadapi. Kini mereka akan benar-benar berusaha sekuat tenaga untuk memperoleh harta dan kemerdekaan yang telah mereka cari setelah jatuhnya mereka dengan bangsa Filipina.

           Suara melesatnya api yang beriringan dengan munculnya benda bulat besar di angkasa telah semakin dekat. Ya, balon-balon besar itu adalah pasukan yang dimiliki oleh Theo yang bersiap untuk menghancurkan markas-markas musuh yang ada.

            Serangan milik Theo itu dilanjutkan oleh jutaan anak panah yang dilepaskan oleh pasukan milik Giselle, Kezia, dan juga Dnea07.

            Sementara itu, DARIUS, Noven, dan yang lainnya juga tidak mau kalah. Mereka menyerang dengan kekuatan penuh dengan barbarian dan giant di belakangnya.

            “Hey lihat markas-markas itu!” seru Mystearion kepada Jessync. “Akan kuratakan mereka menjadi debu!”

            Jessnyc menyeringai kecil, menanggapi ocehan Mystearion tanpa melihat wajahnya. Karena ia mengetehui meskipun dalam war terakhir Mystearion mengunggulinya sebanyak 3 bintang, tetap saja Jessync yang memiliki rekor memberi sumbangan bintang terbanyak di Indo Caffe ini.

            Semburan api berkobar dimana-mana. Naga milik Mystearion dan juga Jessync telah membuat kebakaran besar di mana-mana. Kemudian keduanya berpulang dengan memperoleh total 6 star.

            “Bagus sekali,” ujar Ray. “Teruskanlah semangat kalian seperti ini.”

            “Tunggu,” kata Zefry sambil menyimak peta gaibnya. “Musuh masih lebih unggul. Mungkin star kita unggul 27-20. Tetapi kita sudah menggunakan attack sebanyak 20, sedangkan mmusuh baru menggunakan attacknya sebanyak 11.

            “Dengan kata lain, kita kalah dalam hal rasio attack yang telah dipakai, dan star yang telah kita raih,” Theo menambahkan.

            “Lawan kita adalah ‘Chinese Clan’,” Zefry meletakkan peta gaibnya dan berbicara. “Sudah 3 kali kita kalah dalam berperang. Dan 2 dari 3 Clan yang mengalahkan kita identik dengan Clan Tiongkok. Kita tidak boleh main-main!”

            “Kalau begitu biar aku yang menyerang,” ujar Teto.

            Semua ksatria yang masih berada di di belakang medan perang memandangi Teto.

            “Tidak ada salahnya kan, apabila kali ini aku mencoba” Ujar Teto.

            “Baik Teto,” ujar Zefry yang bertanggung jawab memimpin pasukan. “Jangan lupa pancing isi Clan Castle musuh terlebih dahulu.”

            “Aku berjanji,” Teto mengatakan kata terakhirnya, maju ke garis depan dan bersiap untuk berperang dengan giant dan healernya.

            Teto sangat yakin dengan defense musuh yang sangat rapuh, ia percaya diri bahwa ia mampu menjungkirbalikan semuanya yang ada. Ia mendeploy giantnya, menghancurkan air defense yang ada, kemudian mendeploy healer. Namun tak disangka muncul air mine yang tak kasat mata meledakkan healer miliknya. Kemudian semua giant yang telah di deploy terkena spring trap. Teto pun terpaksa menarik pasukannya dengan malu.

            “Maaf aku tidak tahu bahwa musuh mahir menggunakan trapnya,” Kata Teto.

            “Sepertinya kali ini musuh kita sangat berat,” kata Zefry. “Bahkan mereka sampai memerhatikan detil di bagian peletakkan trap.”

            “Biar aku yang menyerangnya!” Sahut Charles geram setelah tidak puas melihat hasil serangan Teto dari peta gaib milik Zefry.

            “Baiklah, pastikan kau menyerang sebelum 3 menit, atau waktunya akan habis,” kata Zefry mengingatkan.

            Charles langsung pergi ke medan pertempuran, mendeploy Hog Rider yang berjumlah puluhan, dibackup dengan beberapa archer. Hog Rider tersebut berhasil menghancurkan seluruh bangunan yang ada.

            “Ini terlalu mudah bagiku,” gumam Charles dengan penuh kemenangan. “Tinggal Town Hall yang tersisa. Tidak sampai semenit, akan kuruntuhkan bangunan tua itu!”

            Charles memerintahkan Hog Ridernya melompati wall kristal yang ada, menerjang menuju Town Hall tersebut. Tiba –tiba sesuatu yang besar menampakkan dirinya. Bau bubuk misiu yang tajam itu sempat menghentikan detak jantung Charles sejenak.

            “TIDAK!” pekik Charles.

            DUAR!! Terlambat, sebuah giant bomb meledak menghanguskan sekumpulan Hog Rider yang malang itu. Hanya satu Hog Rider yang berhasil lolos karena posisinya yang terdepan, ia berjuang meraih Town Hall yang terletak di pusat markas. Hog Rider terakhir itu berusaha untuk meruntuhkan bangunan tersebut. Namun, satu kapak emas tidaklah cukup untuk meruntuhkan bangunan kokoh itu.

            Detik demi detik pun berlalu, keringat dingin mulai bercucuran dari dahi Charles. Town Hall itu tidak hancur juga, seolah kekokohan bangunan kuning itulah yang menghancurkan kapak emas milik Hog Rider tersebut. 3 menit pun akhirnya berlalu sia-sia. Kerusakan yang nyaris 100% itu hanya membuahkan 1 bintang saja.

            “KURANG AJAR!” Bentak Charles kesal dengan situasi yang ada.

Semua orang pun hanya bisa memandang dengan hati yang pilu. Kini perasaan takut yang dulu menghantui anggota-anggota Indo Caffe, telah kembali merasuki mereka.

“Kita tidak akan mungkin bisa menang,” kata Billy.

Situasi menjadi semakin terpuruk. Billy yang merupakan salah satu pembawa semangat bagi Indo Caffe kini merasa minder. Tentu anggota yang  lainnya akan menjadi lebih minder lagi.

“Belum saatnya,” ujar Zefry memberi semangat. “Kita belum bertarung dengan kekuatan maksimal kita. Kita butuh memanggil bala bantuan!”

“Memanggil mereka yang sedang cuti?” Tanya Wilson.

“Tepat sekali,” Zefry berkata. “Siapa yang mau voluntir memanggil mereka?”

Keadaan masih tidak berubah, penuh dengan keheningan. Tidak ada satupun yang menjawab tawaran Zefry tersebut.

“Biar aku saja,” jawab Groovy280 memecahkan keheningan.

“Tapi itu kan berbahaya!” sahut Giselle. “Kau harus menerobos kepungan musuh untuk pergi menjemput Jackpot, Trianity, dan yang lainnya!”

“Aku menyanggupinya,” kata groovy280.

“Tapi-“

“Aku pasti akan kembali, Giselle,” Groovy mencoba untuk menenangkan sepupunya. “Bertarunglah dengan baik. Aku yakin kau pasti bisa. Tunggulah, aku pasti akan datang membawa bala bantuan yang lebih banyak untuk kalian semua.”

“Baiklah. Biarkan aku mengkaruniaimu Naga yang akan mengamankanmu dalam perjalanan,” kata Teto.

Groovy280 pun mengangguk. Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, berjalan menjauhi markas utama. Ia tidak punya banyak waktu. Ia segera berkemas dan bergegas menuruni turunan dari tebing,  menerobos markas musuh, demi kemenangan dan kejayaan Indo Caffe.



           

( (^_^) )

No comments:

Post a Comment