Sunday, August 10, 2014

Episode 7: Jaya



           

Sejarah Indo Caffe
Episode 7: Jaya


            Ruang pertemuan... kubah emas yang terletak di langit-langit seolah masih terlihat baru, belum ternodai oleh karat.

            Tempat itulah yang menyatukan Indo Caffe. Tempat dimana Sang Kaisar duduk di tahta tertinggi, dikelilingi oleh 6 buah anggota keluarganya. Tiap sisi kiri dan kanan sang Kaisar, berdirilah 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan.

            Sementara itu di altar bagian bawah, terdapat Wilson dan Kevin. Ya, hanya mereka berdualah Co-leader yang tersisa dibalik suasana yang hening ini.

            Lalu, di bagian bawah altar, terdapat beberapa pasukan elite, namun Fadjri, sang ketua elder masih belum menampakan dirinya, untuk memimpin barisan tersebut.

            Lalu masuklah seseorang kedalam Ruangan Pertemuan, berjalan menyusuri barisan tengah, dimana semua anggota memberinya jalan menuju tepi altar, berlutut dan memecahkan keheningan.

PRANG!! Sebuah cawan emas terjatuh dari sebuah ketinggian. Cairan anggur yang bernaung di dalamnya menodai lantai perak yang tadinya mengkilap.

Seluruh saksi mata menatap noda yang dihasilkan oleh jatuhnya cawan tersebut, merasa ketakutan dan kekhawatiran yang luar biasa.

            “Apa katamu?” Ray berteriak murka.

            “Ia benar Ray,” jawab DARIUS gemetaran. “Aku melihat Oblivion berkhianat. Ia bergegas menuju markas musuh. Merupakan hal yang tidak wajar apabila ia mau melawan musuh sendirian, sebab Ia bukan pasukan elite. Ia pasti mau menyerah karena keadaan tidak memungkinkan Indo Caffe untuk menang.”

            “Kurang ajar!” Charles berteriak. “Tadi dia memintaku untuk mendonasi Valkyrie, sekarang dia menghilang begitu saja! Benar-benar bedebah!”

            Kemudian seseorang lari menuju ruang pertemuan dengan tergopoh-gopoh.

            “Ada apa lagi ini, Fadjri?” tanya Ray dengan geram.

            “Peta gaib.” Jawab Fadjri. “Peta gaib telah hilang, padahal Zefry meninggalkannya di ruangannya sebelum berperang!”

            “Zefry dan Yovela dikepung musuh,” Ray bicara dengan nada yang lebih tinggi lagi. “Kemudian Oblivion berkhianat, kini peta gaib hilang. Kesialan apa lagi kah yang berikutnya akan menimpa Clan kita?”

            Semua hening. Tidak ada yang berani berbicara, terutama karena Ray sedang mengemukakan amarahnya.

            “Kenapa kalian diam saja?” Kata Ray kesal. “Asing_xyz, dan Excapel, cepat kalian cari Oblivion dan tangkap dia hidup-hidup, aku mau mendengarkan penjelasannya!”

            Tanpa berbicara sepatah katapun, kedua perwira tersebut segera bergegas mengerahkan pasukannya, bersiap untuk memburu Oblivion, hidup – hidup...

            Sementara itu, Zefry dan Yovela...

            “Kak, bagaimana ini?” tanya Yovela mencengkram jubah Zefry, bersembunyi di belakangnya.

            “Ugh.. Golem, Witch, Valkyrie, P.E.K.K.A...” gumam Zefry. “Pasukanku tidak ada apa-apanya dibandingkan pasukan mereka.”

            “Menyerahlah!” Salah satu anggota dari Clan musuh berteriak. “Kalian sudah dikepung!”

            Yovela mengencangkan pegangannya pada lengan Zefry, seolah tidak mau kehilangan dirinya.

            “Aku tidak akan menyerah tanpa perlawanan!” Sahut Zefry mencabut pedangnya, menggerakan Giant dan Dragon miliknya.

            Namun, tidak sampai beberapa detik, Dragon – dragon milik Zefry sudah berhasil ditumbangkan oleh Archer Queen musuh.

            Musuh tertawa getir melihat ketidakmampuan Zefry melakukan serangan balik. Namun, Zefry ingin mati secara terhormat. Semangatnya masih berkobar dibalik zirah emasnya itu. Ia melepas kopiahnya dan berseru dengan lantang. Ia memfokuskan pedang di tangan kanan dan perisai di tangan kiri, menerjang pimpinan musuh dengan kekuatannya yang masih tersisa.

            Ia menerjang segala tengkorak – tengkorak yang menghalangi jalannya, membuka jalan menuju leader musuh. Namun, semakin banyak tengkorak yang dibunuh, semakin banyak juga tengkorak yang dilahirkan kembali oleh witch musuh

            Dengan terhalangnya oleh sepasukan tengkorak yang tiada habisnya, Zefry kewalahan, staminanya menurun drastis. Hingga akhirnya Zefry terkulai dan jatuh lemas.

            Kemudian leader musuh melangkah mendekati Zefry yang tak sadarkan diri, dengan seringainya yang sinis, seolah baru menumbangkan sesuatu yang lemah dan menjijikan.

            “Ternyata hanya seginikah kemampuan co-leader terbaik Indo Caffe?” Serunya diiringi oleh cemooh teman-temannya. “Membosankan sekali.”

            Kemudian dengan bengis,  leader musuh tersebut mengangkat tangannya, mengisyaratkan aba-aba Archer Queennya untuk segera membidik Zefry yang tengah tumbang.

            “Inilah akhir dari ketua militer kalian, Indo Caffe,” Serunya sambil tertawa dengan keji.

            “TIDAAKKK JANGAAANN!!” Yovela berteriak mendekati leader musuh, memeluk kakinya, memohon keselamatan bagi co – leader Indo Caffe yang terkulai itu..




( (^_^) )



            Sementara itu, jauh ribuan kilometer dari lokasi Zefry, seseorang sedang bergegas, mengerahkan pasukannya.

            Ya, derap lari kudanya meninggalkan desiran debu dalam badai pasir itu. Diiringi oleh suara sangkakala dan sorak sorai prajurit – prajurit dibelakangnya.

            “Hmm, mereka ada di situ,” gumamnya sambil menerawang sesuatu yang berkedip merah. Ya, benda itu tak lain dari peta gaib; benda yang seharusnya selalu dibawa Zefry kemanapun ia pergi.

            Sosoknya yang ditudungi oleh jubah hitam membuatnya terlihat misterius. Tidak hanya pedangnya yang mengeluarkan aura hitam, Namun keruncingan gigi kuda yang ditungganginya juga membuatnya terlihat memiliki naluri pembunuh yang kejam

            Banyak Archer Tower, Cannon, maupun Wizard Tower menghadang Ksatria Hitam itu, namun ternyata ia lebih kuat dari yang mereka kira.

            Ya, pedangnya yang hitam mengkilat itu haus akan darah, bagaikan magnet yang selalu mencari raga manusia untuk dibasmi. Tiap darah yang ditumpahkannya, terisap oleh kegelapan pedang tersebut dan meningkatkan naluri pedang tersebut untuk menummbangkan lebih banyak nyawa lagi.




( (^_^) )






            Sementara itu, di ruang pertemuan Indo Caffe..

            “Ray, musuh telah menunggu kita di depan!” Wilson menyampaikan.

            Suasana sempat hening. Semua terlalu takut untuk berperang.

            “Semuanya tergantung oleh Groovy,” kata Delavega.

            “Tapi bagaimana kalau ia tidak berhasil menerobos kepungan musuh?” Tanya Steven tiba-tiba. “Maksudku, bagaimana kalau ia mati?”

            Giselle mengerinyit mendengar tanggapan Steven. Ia tidak mampu membayangkan apa yang terjadi apabila sepupunya itu mati.

            “Baiklah,” kata Ray. “Kita harus berperang atau mati!”

            Ray berseru dengan lantang. Namun, tidak ada sorak sorai balasan dari pihak-pihak yang berada di bawah singgasananya. Hanya terdapat hiruk pikuk dan keluhan akan perang.

            “Groovy sudah pergi meminta bala bantuan,” kata Ray pelan. “Apakah kalian mau melihatnya kecewa ketika kembali dengan pasukannya nanti? Apakah kalian mau melihatnya ikut mati bersama kita?”

            Suasana kembali menjadi hening total. Kini semua menatap sosok sang Kaisar. Ya, mereka melupakan adanya harapan. Dengan kembaliya groovy, berarti juga ada datangnya bala bantuan dari Jackpot, Chelsee, Alan Dwi, dan yang lainnya.

            “Kini apa jawaban kalian? Akankah kalian berperang disisiku hingga akhir hayat?” Serunya dengan keras.

            “YA!” Tak ada satupun yang tidak memberikan jawaan kepada Ray. Ya, mereka telah menemukan setitik harapan yang memompa semangat mereka untuk bertahan hidup.

            Ray segera menyiapkan pasukan Hog Rider miliknya, serta Barbarian King yang berada di garis belakang. Pasukan ratusan archer telah disiapkan oleh Ketsi, Crystal dan Kezia. Sementara itu, Charles dan Billy mengerahkan Golemnya di garis depan, melindungi pasukan belakang yang ada. Tak lupa sepasukan healer milik Teto dikerahkan untuk melindungi giant milik Noven dan sekumpulan Wizard milik Steven. Semua pasukan berbaris dengan rapi, mereka telah siap melawan musuh. Hidup atau mati itu tergantung dariusaha perlawanan yang akan mereka hadapi.

            Sorak – sorai dan teriakan musuh sudah mulai terdengar dibalik pintu istana. Beberapa saat kemudian, terdengar suatu benturan yang keras di balik pintu. Suara itu pasti ditimbulkan dari dobrakan ribuan giant musuh yang berusaha membobol pintu istana.

            “Bersiaplah,” ujar Ray memberi aba – aba. Kemudian pintu akhirnya berhasil di dobrak oleh giant musuh.

            “SERBUU!” Seru Ray memimpin pasukannya yang diikuti oleh seruan anggota-anggota lainnya yang siap mati.




( (^_^) )





Di lain pihak, Asing dan Excapel masih saja berusaha untuk mencari Oblivion sang pengkhianat. Mereka harus menerobos kepungan musuh. Mereka sangat terhambat melewati markas-markas yang menghadang.

            Sementara itu, Yovela...

            “Kak Zefry, bertahanlah!” Yovela berusaha untuk berteriak menyadari Zefry dengan khawatir.

            “Hidupmu berakhir disini, anak muda,” kata salah satu orang yang mengepung mereka dengan aksen mandarinnya itu.

            Mereka segera memerintahkan Witch mereka untuk memperbanyak pasukan tengkorak. Terdapat nyaris ribuan pasukan tengkorak muncul dari tanah. Ya, mereka sangat membenci segala yang hidup. Mereka menginginkan darah dari segala yang hidup, bersiap untuk mengoyak daging Zefry dan Yovela.

            Yovela menjerit di tengah keadaan yang ada. Ia tidak siap berpasrah menyerahkan hidupnya di tangan musuh yang kotor.

            Para tengkorak itu sudah mulai berjalan makin lama makin dekat, hingga hanya berjarak beberapa senti dari Yovela.

            CTAR! Yovela menjerit dengan sangat kencang. Namun, ia tidak merasakan sakit sedikitpun. Ia mencoba untuk membuka matanya. Dilihatnya seorang wanita raksasa dengan pakaian kulit yang minim. Wanita yang bertinggi nyaris 2 meter itu mengayunkan kapak raksasa yang tidak kalah jauh tingginya dengan pemiliknya, menghancurkan segala skeleton yang tadi mencoba untuk menyerang Yovela.

            “Zefry, Yovela! Kalian tidak apa-apa?” Sahut seseorang di belakang wanita jangkung itu. Orang itu berkerudung, memegang pedang beraura hitam, menunggangi kuda hitamnya yang besar.

            “Oblivion?” gumam Yovela kaget. “Kukira aku akan mati. Ternyata Kau datang bersama valkyriemu. Tunggu... Bagaimana kau menemukan kami?

            “Peta gaib,” desis Oblivion sambil memerintahkan Valkyrienya untuk terus memenggal skeleton – skeleton yang ada.

            Kapak valkyrie itu membunuh skeleton-skeleton  dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari kemampuan regenerasi skeleton yang dimiliki oleh witch sekalipun, sehingga pada akhirnya valkyrie milik Oblivion dapat menebas segala witch musuh yang ada.

            “Jaga Zefry dan tunggu disini,” Kata Oblivion kepada Yovela, yang kemudian memerintahkan pasukannya untuk segera maju bentrok dengan pasukan musuh.

            “Jumlah pasukanmu masih kalah drastis dibandingkan pasukanku, nak,” desis leader musuh yang kemudian naik ke atas naga merah gelapnya. “Menerobos pasukanku saja belum tentu kau bisa, apalagi mengalahkanku?”

            Oh well, aku memang tidak perlu mencabik-cabik seluruh pasukanmu untuk mengalahkanmu,” Oblivion berseru dengan mantap.

            Setelah berkata demikian, Oblivion mengerahkan kudanya, menerjang segala Witch yang ada, kemudian kaki kuda hitam miliknya menginjak pundak-pundak barbarian musuh dengan bebas sebagai pijakan, kemudian melompat makin tinggi ke pundak-pundak di barisan Valkyrie, giant, dan golem secara berurutan.

Dengan pedang dan kuda besarnya yang haus akan darah, Oblivion berseru dengan buas, memerintahkan kuda hitamnya untuk melompat lebih tinggi lagi, sambil mengelak dari hujan anak panah dan badai pasir yang bertebaran di udara, hingga mampu meraih ketinggian sang leader yang berada di atas naga.

Tercengang, leader musuh memerintahkan Naganya untuk meningkatkan ketinggian.

Namun, karena Kuda Oblivion bergerak lebih cepat daripada kuda-kuda pada umumnya. Kuda hitam milik Oblivion akhirnya mampu melesat, dan meraih kaki naga tersebut dengan giginya yang runcing.

Kini giliran Oblivion yang melompat dari kuda hitamnya, melesat tinggi mendekati sang pemimpin. Aura gelap pedangnya tampak begitu pekat dan daya tarik terhadap mangsanya meningkat drastis. Oblivion kini tersenyum dengan puas dan mengerikan.

“Kalau kau mengira bahwa kaulah makhluk yang paling jahat di dunia ini, kau salah besar,” kata Oblivion sebelum menusuk pedang hitam pada jantung sang pemimpin tersebut.

Darah segar keluar dari sang pemimpin tersebut. Namun alih-alih bercucuran, segumpalan darah itu terisap kedalam pedang milik oblivion, memepaktan aura hitamnya yang meningkatkan rasa haus akan darah yang lebih kuat lagi. Setelah mendapatkan cukup darah untuk pedangnya, Oblivion mencabut pedang dari jantung sang leader,  kemudian menancapkannya pada kepala Naga Merah tersebut, hingga menembus ke bagian dagu. Akhirnya naga tersebut menghembuskan napas terakhirnya dan terjatuh.

Sementara itu, Oblivion memosisikan dirinya menunggangi kuda hitamnya, bersiap untuk bertabrakan dengan tanah yang jaraknya sangat jauh dibawah. Beberapa detik kemudian, Oblivion mendarat bersama dengan kuda hitamnya dengan sempurna.

“KURANG AJAR! TANGKAP DIA!!” Seru para co-leader musuh.

Oblivion memicingkan matanya, bersiap membasmi lebih banyak pasukan yang menurutnya sangat lemah.

Ia membunuh, membunuh, dan membunuh lebih banyak prajurit musuh lagi. Namun ia sadar bahwa tujuan utamanya ke tempat ini adalah untuk membawa Yovela dan Zefry pulang ke Ruang Pertemuan Indo Caffe.

Pada akhirnya karena takut pasukan miliknya terbasmi dan tidak dapat melindungi Yovela dan Zefry lagi, Oblivion memutar kudanya kemudian ia mengulurkan tangannya kepada Yovela untuk naik ke kudanya sambil memapah Zefry.

“Kita harus cepat lari dari sini, kita tidak punya banyak waktu! Kita harus bergegas ke markas besar Indo  Caffe sebelum terlambat!” Ujar Oblivion keras.

            Mereka pun bergegas menuju Indo Caffe hingga akhirnya terdapat dua sosok manusia menghadang mereka.

            “Oblivion! Kutangkap kau!” Suara itu berasal dari dua orang yang berada di hadapan mereka, membawa beberapa pasukan dibelakangnya.

            “Asing? Excapel?” Oblivion bertanya keheranan.

            Excapel memiccingkan matanya “Mengapa kamu berkhiana-“

            “DIA MENYELAMATKAN NYAWAKU!” bentak Yovela memotong kalimat Excapel.

            Tidak Asing maupun Excapel berani berbicara. Ya, Yovela merupakan salah satu dari mantan member 4 sekawan Clan INDONESIA. Mereka tidak berani membantahnya.

            “Aku terlalu dangkal untuk berkhianat kepada negeriku,” jawab Oblivion. “Aku merequest valkyrie dari Charles dan pergi diam-diam untuk menyelamatkan Zefry dan Yovela, karena aku tahu bahwa kalian pasti akan memakan waktu yang lama untuk berdiskusi yang menyebabkan keterlambatan pada pertolongan mereka!”

            “Sekarang cepat kita pergi dari sini! Kita harus menolong mereka!” perintah Yovela yang ditanggapi oleh anggukan singkat Excapel dan Asing. Mereka segera bergegas kembali ke markas utama.
           
           
           
             
( (^_^) )



            DUAR! Barbarian King milik Ray berhasil dirobohkan oleh sekelompok minion milik musuh. Golem milik Charles dan Billy pun tak kuaasa menahan jutaan anak panah yang dilampiaskan kepadanya.

            “Archer musuh berambut biru,” kata Billy. “Kita tidak akan berhasil melakukannya.”

            Bahkan Naga merah milik Jessync dan Mystearion berhasil ditumbangkan oleh jutaan minion yang ada.

            Sedangkan Balon berlogo tengkorak dan berlatar belakang hitam itu telah menghancurkan sebagian besar dari mortar milik Indo Caffe.

            “BRENGSEK!” Teriak Mystearion kesal, diikuti dengan geraman Jessync yang juga kewalahan menghadapi musuh.

            “Lebih susah dari musuh di JHT,” Ujar Jessync.

            “Sedikit lagi,” kata Ray. “Kita masih bisa bertahan! Terus kerahkan kemampuan kalian!”

            Keadaan semakin mengkhawatirkan, musuh sudah memasuki markas utama Indo Caffe.

            “Tidak akan kubiarkan!” DRAGON’S BELIEF maju ke garis paling depan mengerahkan 10 dragon miliknya, menghalau ribuan pasukan balloon hitam milik musuh, diikuti oleh member-member lainnya.

            Namun, makin banyak balloon yang ditumbangkan, makin banyak bala bantuan yang datang. Kini DRAGON dan kawan-kawan mulai kewalahan menghadapinya. Bahkan Ray sudah mengeluarkan P.E.K.K.A miliknya dan Charles sudah mengeluarkan Witch miliknya untuk menghalau musuh, namun ternyata masih belum ampuh juga.

            “Sepertinya kita akan kalah,” sahut Logan.

            Jawaban Logan mematahkan semangat bertempur Indo Caffe. Ya benar, karena Ray pun tidak bisa berbicara apa-apa. Kini mereka seolah hanya berusaha memperlambat kematian mereka dan jatuhnya Indo Caffe kedalam tangan musuh.

            “Setidaknya kita harus mati terhormat,” kata JOKOWI JK.

            Jawaban JOKOWI JK disetujui oleh DRAGON’S BELIEF dengan anggukan sebagai isyarat, diikuti oleh member-member lainnya.

            Bahkan kakaknya Mystearion yang emosional itu hanya bisa tersenyum getir, membayangkan kenyataan pahit yang harus mereka hadapi pada akhirnya.

            Ditengah keputus asaan yang ada, tiba-tiba barisan belakang musuh mulai terlihat berhenti menyerang, membalikan badannya, meninggalkan benteng Indo Caffe yang sudah nyaris menjadi puing-puing.

            “Ada apa ini?” ujar Fadjri penasaran. “Mengapa mereka memutar balik pasukan mereka secara tiba-tiba?”

            “Aku telah datang,” Suara yang gelap dan misterius itu disertai dengan ringkikan kuda yang mengerikan bagaikan makhluk dari neraka.

            Penunggang kuda tersebut memiliki satu penumpang wanita muda yang rambutnya sudah acak-acakan, dan wajahnya sudah kusam karena  tertepa badai pasir yang buas. Sedangkan kusir kuda itu sendiri memiliki aura gelap dan bengis. Nalurinya untuk membunuh sangat besar, ia melangkahkan kudanya menerobos kepuangan musuh.

            Tiap derap langkahnya disertai oleh jatuhnya petir biru dari langit. Penunggang kuda hitam itu tak terkalahkan, terdapat energi mistis beraura coklat kekuningan mengelilinginya.
            “Bagus Yovela,” Kata penunggang kuda tersebut kepada orang yang berpegangan erat di belakangnya.

            Ya, Yovela lah yang melontarkan lightning spell dan healing spell. Ia harus fokus semaksimal mungkin agar kusirnya mampu mengendalikan kuda serta menebas segala musuh yang menghalangi.

            “Oblivion?” Ray kaget disertai dengan ekspresi penasaran dan benci.

            “Kupersembahkan kepadamu darah co-leader yang sudah kubunuh,” Jawab Oblivion dengan ekspresi santai dan puas.

            Namun, ekspresi Ray tetap tidak berubah. Bagi Ray, Oblivion tetaplah sosok yang tidak patuh karena tidak mendengarkan perintahnya.

            “Akan kuceritakan nanti,” kata Yovela cepat-cepat. “Sekarang kita harus fokus.”

            Ray mengangguk tanpa bersuara, kemudian menerawang ke arah Timur. Ia melihat seseorang yang dikenalinya, bukan. Tiga orang yang dikenalinya. Orang yang di tengah berbadan tinggi, dilapisi oleh zirah emasnya. Ekspresinya yang penuh kharisma menunjukan ketidakgentaran sedikitpun terhadap musuh yang menghalau.

            Sementara itu orang di kirinya menggunakan jubah hitam, serta crossbow, disertai oleh bulu rajawali di bagian topi kulitnya. Sementara itu orang di kanannya dinaungi oleh zirah perak, serta memiliki lance di tangan kanannya, serta perisai kotak di tangan kirinya. Mereka membantu pemimpin mereka menerobos kepungan musuh untuk bisa bergabung kembali ke dalam markas besar Indo Caffe, untuk membantu Ray dan kawan-kawan melindungi Indo Caffe dari pihak lawan.

            “Zefry! Kau selamat!” seru DRAGON’S BELIEF.

            “Bagus,” ujar Wilson. “Sekarang bagaimana kondisi peperangan?”

            “Groovy..” guman Zefry melihat peta gaibnya yang telah dikembalikan Oblivion. “Dia sudah dekat.”

            “Seberapa dekat?” tanya Kevin mendekati Zefry.

            “Kulihat terdapat belasan titik besar mengekori titik navigator groovy.” Ujar Zefry. “Dia pasti telah membawa pasukan yang banyak.”

            “Berarti Alan sudah dekat?” Kata Excapel ceria karena sahabatnya telah kembali datang.

            Giselle pun ikut ceria, karena paling tidak ia mengetahui bahwa sepupunya itu selamat menjalani misinya.

            “Sekarang kita harus menghalau musuh dulu,” kata Asing sambil mengisi ulang crossbow miliknya kemudian menembakkannya lagi kepada musuh.”Nanti baru kita bersatu dengan pasukan groovy.”

            Kedatangan Zefry dan berita kembalinya Groovy membuat semangat Indo Caffe meningkat seketika. Mereka memporak poranda musuh bagaikan kerasukan.

            “Ayo! Balikan keadaan!” Sahut Steven memberi perintah.

            Giselle menggerakkan archer dan wizard miliknya, berusaha untuk maju, diikuti oleh Noven, Christofer, dan juga Fadjri. Ia ingin memastikan bahwa sepupunya itu benar-benar aman.

            DRAGON membuka jalan, menggerakan Hog Ridernya untuk menumbangkan Giant-giant milik musuh yang masih tersisa, diikuti oleh Naga Mystearion dan juga Jessync yang telah kembali mengobarkan semangatnya.

            Akhirnya mereka telah bersatu dengan groovy. Disana mereka melihat groovy, diiringi oleh Jackpot, Chelsee, Trianity, Alan Dwi, Scrat, dan yang lainnya sedang membumihanguskan markas musuh dengan dragon  yang mereka miliki.

            “Bagus Groovy, kau telah menyelesaikan misimu dengan sangat baik,” Kata Ray tersenyum puas dan lega.

            “Peperangan bukan masalah siapa yang lebih kuat, tetepi masalah semangat dan strategi yang kita miliki. Sekarang kita sudah memiliki semuanya. Marilah kita serang musuh!” Groovy berteriak dengan keras diikuti oleh genderang perang dan gemuruh pasukan Indo Caffe

            “BUNUH SEMUANYA! JANGAN BERI AMPUN!” Ray berseru dengan nyaring, diapit dengan 7 saudara-saudaranya. Kini ditambah satu lagi dengan kehadiran Maxine, kakak Logan.

            Di sayap kanan dipimpin oleh Groovy yang diapit oleh Giselle di kiri dan Reynaldo di kanan.

            Sedangkan sayap kiri dipimpin oleh Zefry dengan zirah emasnya yang selalu mengkilap, dan ditemani oleh ksatria gelap yang menaiki kuda hitam besarnya, Oblivion.

            Pasukan inti dipimpin oleh Kevin, Wilson, Fadjri, dan Yovela, yang dibackup dengan Sepasukan Dragon di udara dengan Jackpot sebagai ketuanya yang diapit oleh DRAGON BELIEF dan juga Chelsee.

            Sedangkan Mystearion, Billy dan Jessync sendiri mempimpin pasukan di bagian depan, bersama dengan sisa pasukan elite lainnya...

            Kini tak satu pun dari member Indo Caffe yang mau menyerah, tidak ketika mereka sudah mendapatkan gairah perangnya kembali. Karena setidaknya ,mereka sudah tahu.. Bahwa dengan semangat dan kesolidan yang mereka miliki, tidak ada rintangan apapun yang tidak dapat mereka lewati...





Klik disini untuk kembali ke Episode 6: Bangkit


Klik disini untuk mengenal lebih jauh Member Solid Indo Caffe

 

No comments:

Post a Comment