Episode 1: Kegelapan Menyelimuti
Gunung Iwayama
Matahari mulai menampakkan
dirinya dari balik Gunung Iwayama. Kicauan burung dan tetesan embun di tengah
rerumputan membuat pagi ini menjadi pagi yang indah.
WUUSH! Keheningan pagi ini
dipecahkan oleh desingan anak panah yang mengenai papan kayu. Belum lama lagi
anak panah kedua sudah dilepaskan dan lagi-lagi tepat mengenai papan kayu yang
sepertinya memang adalah target sasarannya.
Pemilik anak panah itu adalah
seorang wanita. Ia sepertinya telah berlatih kemampuan memanahnya dari subuh
tadi. Keringatnya bercucuran dengan deras, dan badannya mulai lemas.
Namun beberapa detik kemudian,
sang pemanah ini segera mengambil anak panahnya dari punggungya, berlari ke
arah kanan sambil mengarahkannya ke papan-papan target yang berjejer
horizontal. Tanpa berhenti berlari, anak panah itu diluncurkannya ke setiap
target yang ada. Kemampuannya mengambil anak panah dan melepaskannya dengan
berulang-ulang benar-benar sangat cepat. Setiap anak panah yang dilepaskannya,
selalu mengenai sasaran.
Sebelum
mengenai papan target terakhir, wanita berumur belasan itu bersalto dan
menembakkan anak panahnya di tengah udara. Anak panah tersebut melesat dengan
cepat dan menembus papan kayu tersebut hingga bolong, dan masih melesat dengan jauh
hingga menghilang ke arah lembah pepohonan Gunung Iwayama.
“Selesailah
sudah,” kata wanita tersebut sambil menghela napas dan langsung menjatuhkan
badannya di tengah rerumputan dengan lunglai.
Belum
lama setelah pemanah itu merebahkan dirinya, terdengar suara tepuk tangan yang
keras.
“Hebat
kau, Jessica,” ujar seorang laki-laki yang terus berjalan mendekatinya sambil
terus menepukkan kedua tangannya.
“Ah
bisa saja kau Izhamzam,” ujar Jessica. “Sebagai perempuan, bukan berarti aku
tidak bisa bertarung. Aku harus bisa menyaingi ‘Dragon’s Belief’ dan Senda
Serlalita!”
“Hahaha,”
Izhamzam tertawa ringan.
“sst,
diam,” Kata Jessica sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir kecilnya.
“Hey,
jangan ngambek dong,” Ujar Izhamzam.
“SST!
Aku serius,” bentak Jessica sambil mengubah suaranya menjadi bisikan. “Aku
mendengar ada suara langkah kaki dari kejauhan.”
Jessica
mulai menajamkan pendengarannya. Ekpresinya pun berubah menjadi serius. Ya,
Jessica memang memiliki pendengaran yang sangat tajam dibandingkan dengan
orang-orang pada umumnya. Instingnya sebagai pemburu sangatlah tajam.
“Benarkah
kau? Aku tidak bisa mendengarnya sama sekali,” kata Izhamzam sambil juga
menajamkan mendengarannya.
“Ya.
Banyak sekali langkah kaki. Mungkin ribuan,” Kata Jessica tajam.
Izhamzam
segera berjalan ke tepi pegunungan sambil mengeluarkan teropong dari jubahnya
untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. “Celaka! Ramalan Kevin Siregar
benar!”
Dari
kejauhan, nampak selaksa pasukan mendekati kaki Gunung Iwayama. Hal tersebut
mengejutkan Izhamzam, namun ekspresi Jessica tetap tidak berubah.
“Ramalan
Kevin Siregar memang tidak pernah salah, Kak Izham,” Ujar Jessica.
“Sial!
Di kaki gunung terdapat emas dan elixir
yang harus dipertahankan!” Kata Izham dengan cemas. “Kita baru dua hari menetap
di gunung ini, sehingga pertahanan kita belum cukup kokoh. Kalau begini bisa
gawat, lebih baik aku segera memberitahu komandan!”
“Tidak
perlu begitu, Kak,” kata Jessica tiba-tiba. “Komandan Oblivion memegang peta
gaib, sehingga beliau pasti akan segera mengetahui akan adanya serangan dan segera
bergerak cepat untuk mengantisipasinya.”
“Benar
juga kau,” sahut Izhamzam.
(^_^)
Sementara
itu di suatu bangunan kuil di tengah-tengah Gunung Iwayama, seseorang dengan jubah hitam sedang
berjalan mondar-mandir tampak gelisah. Sepertinya secarik kertas yang dipegang
olehnya itu merupakan alasan kegundahan hatinya itu.
“Konstruktor,
cepat pindahkan ke sini seluruh emas dan elixir
yang ada di kaki gunung!” sahutnya kepada para pengikutnya.
Pria
berjubah hitam itu masih terus memusatkan perhatiannya kepada secarik kertas
itu.
“Kita
masih punya waktu,” pria itu berkata. “peta gaib ini menunjukkan bahwa mereka
masih harus menempuh kurang lebih sepuluh kilometer lagi untuk sampai ke kaki
gunung Iwayama!”
“Pergunakanlah
waktu ini sebaik-baiknya, komandan,” seseorang dengan setelan putih muncul dari balik tirai. “Aku
tidak mau kita kehilangan sumberdaya yang telah kita peroleh susah payah dari war kemarin. Panggil pasukan elite kita agar bersiap-siap menyambut
musuh di kaki gunung”
“Baiklah,
leader,” ujar Komandan Oblivion. “Aku
akan memerintahkan Arnel dan Jediy untuk membantu Reynaldo mempertahankan kaki
gunung”
(^_^)
Sementara
itu, di puncak Gunung Iwayama..
“Bagus,
troops kita sudah bersiaga di kaki
gunung Iwayama,” ujar Jessica sambil meneropong ke arah kaki gunung. “Hey
tunggu! Apa itu?”
“Sepasukan
assassin.. mereka muncul secara
tiba-tiba dari balik gunung,” kata Izhamzam. “Mereka harus segera dikalahkan
sebelum pasukan inti mereka sampai!”
“Tidakkah
Komandan Oblivion mengetahui keberadaan mereka?” Tanya Jessica.
“Hmm..
sepertinya tidak..” Jawab Izhamzam
(^_^)
“Apa?”
Komandan Oblivion kaget. “musuh tiba-tiba muncul dari balik Kaki Gunung
Iwayama?”
“B-benar
Komandan,” Jawab Rudra.
“Tidakkah
kau mengantisipasi hal tersebut, Komandan Oblivion?” Tanya sang leader.
“Tidak
Groovy,” jawab Oblivion. “Mereka tidak terlihat pada indikator peta gaib ini.
“Tentu
saja,” ujar Groovy. “Karena mereka adalah Assasin yang memiliki ilmu cloaking yang membuat mereka tidak kasat
mata maupun peta gaib.”
“Sepupumu
Reynaldo, sedang dalam bahaya, Groovy!” Kata Oblivion. “Kita harus segera turun
dan membinasakan lawan yang ada!”
“Tahan
emosimu, Oblivion,” ujar Groovy. “Cobalah kendalikan kekuatanmu.
“Sudah
sekian lama pedangku ini tidak merasakan darah assassin,” ujar Oblivion. “Akan
kuwujudkan kemauannya, dan akan kurasakan semakin meningkatnya kekuatanku!”
“Jangan
jadi budak dari kebencian dirimu sendiri, komandan,” ujar Groovy. “Tetapi
jadikanlah aura gelap dari pedangmu itu sebagai hamba yang setia melayanimu
demi keadilan.”
“Hmph,”
Oblivion membalikkan badannya, mencoba untuk mencerna kalimat Groovy280.
“Sekarang kita harus bagaimana?”
“Utuslah
muridmu; Dauntless,” kata Groovy. “Aku juga akan mengutus muridku.”
“A_singXYZ?
Yang biasa kita panggil Async?” Tanya Oblivion.
“Benar,”
jawab Groovy menganggukkan kepalanya. “Tapi hati-hati, komandan. Aku merasakan
sesuatu bahwa lawan kita ini familiar”
“Aku
juga sependapat denganmu, leader.” Kata
Oblivion. “Musuh tidak akan menggunakan taktik ini apabila mereka tidak
mengetahui bahwa kita memiliki peta gaib.”
“Kau
benar, komandan,” ujar Groovy. “Kalau benar begitu, maka pasukan saja tidaklah
cukup. Akan kugunakan sihirku untuk membuat 4 decoy dari member kita yang tidak
aktif; Steven, Christy, Sharon, dan Kevin Siregar”
(^_^)
Sementara
itu, di kaki Gunung Iwayama…
“Rey kita tidak akan bisa
menangani pasukan assassin ini! Loot kita akan dihabisi terus menerus!”
ujar pria berambut pirang sambil menebas assassin
yang ada. Bahkan pasukan induk musuh belum sampai di Kaki Gunung!”
“Tidak, Arnel. Kita akan
berjuang hingga akhir dari Indo Caffe!” Ujar Rey dengan lantang “keluarkan
golem yang telah didonasikan oleh JOKOWI JK!”
Dari bunker berbentuk miniatur istana, muncullah dua makhluk berbentuk
seperti bongkahan batu berwarna putih. Badai langsung begelora, batu-batu besar
yang ada di kaki gunung Iwayama tertarik oleh makhluk tersebut seperti magnet,
membuat tubuh batu mereka membesar, dan semakin banyak batu yang melekaat pada
makhluk tersebut, semakin berubah menjadi ungu tua kulit mereka.
“Golem lv5,” ujar assassin yang berpakaian paling megah.
“Sepertinya level klan kalian telah berkembang dengan pesat.”
“Kau pemimpin mereka?” Tanya Rey
“Oh dasar pasukan elite baru,” jawab assassin itu.
“Tutup mulutmu!” bentak Arnel.
“Kami telah mengabdi kepada Indo Caffe lebih dari sepuluh zaman!”
“Diam! Kau tidak tahu apa-apa!”
Aku sudah mengenal klan kalian dari sebelum kalian bergabung ke dalam Indo
Caffe!” jawab assassin itu.
Assassin berpakaian hitam itu
langsung saja mengeluarkan pisau rantainya dan melemparkannya ke salah satu
dari golem ungu itu. Teman-temannya pun ikut melakukan hal yang sama kepada
golem yang lainnya. Dalam seketika, kedua golem ungu tersebut hancur
terbelah-belah.
“Ugh.. Golem langsung hancur
dalam hitungan detik…” gumam Jediy ketakutan.
“Jangan main-main, kalian!”
assassin itu berseru.
“Belum…” gumam Reynaldo. “Ketika
golem besar hancur, maka akan muncul dua anak golem untuk kembali berperang!”
“Keras kepala, kau!” assassin
tersebut melemparkan pisau terbang menuju Rey, namun Rey segera menepisnya
menggunakan tombaknya. Rey kemudian maju mengayunkan tombaknya untuk menyerang
lawannya.
Akan tetapi, lawannya itu sangat
gesit. Assassin itu mampu menghindari setiap ayunan tombak yang dimainkan oleh
sepupu Groovy280 itu.
“Akan kubantu!” seru Arnel
bersamaan dengan Jediy.
Dengan dibantu oleh kedua
temannya, Rey mampu memukul mundur lawannya.
“K-kurang ajar,” ujar assassin
itu.
“Dengar ya,” ujar Rey. “Aku
tidak peduli berapa lama kau telah mengenal Indo Caffe, yang jelas kau bukanlah
tandingan kami!”
“Betapa polosnya kalian! Bala
bantuan gelombang pertama sudah sampai!
WUSH! Tiba-tiba angin dingin
berembus dari arah utara menuju Rey dan teman-temannya, kemudian kaki mereka
membeku.
“Argh! Apa ini?” Jediy
berteriak.
“Aku telah datang, saudaraku..”
seseorang perempuan kecil berjubah putih dan bertopi sihir itu mendekati
pasukan assassin
“Saudariku,” ujar assassin
tersebut. “mari kita hancurkan mereka semua!”
Dengan kecepatan tinggi yang
dimilikioleh assassin dan pasukannya, diiringi oleh sihir es adik perempuannya
yang mematikan, membuat Reynaldo dan pasukannya tidak berkutik.
“Ugh, kaki gunung Iwayama telah
berubah menjadi lapangan es seketika,” ujar Arnel.
“Matilah kalian!” teriak
penyihir es tersebut sambil mulai merapalkan mantranya.
“STOP!” tiba-tiba dua orang
datang dari balik bukit. Yang satu memegang pedang dan perisai, yang satu lagi
memegang pedang schimitar
“Async!
Dauntless! Akhirnya kalian sampai!” kata Jediy
“Atas perintah Komandan Oblivion
dan leader Groovy280, kami
diperintahkan untuk menangkap kalian!” ujar seorang yang memegang schimitar.
“Async…” desis assassin itu.
“masihkah kau mengenali kami?”
Async mulai memicingkan matanya,
mencoba untuk mengenali kedua orang itu. “Theo… Crystal…” gumamnya.
“K-kau mengenali mereka?” Tanya
Rey dengan mata terbelakak.
“Ya,” jawab Async. “Mereka
adalah saudara dan saudari dari mantan leader
kita, Ray.”
Semua member Indo Caffe yang ada
di Kaki Gunung Iwayama terbelakak, bahkan Izhamzam dan Jessica yang mengawasi
dari puncak Gunung pun kaget.
“Kau..” Async melotot. “Kau
sengaja mengetahui bahwa kami memegang peta gaib, dan menyerang kami dengan
diam-diam ya!?”
“Kau benar, Async” Jawab Theo.
“Apakabar?” kata Theo sambil tertawa, dan segera melemparkan shuriken miliknya menuju Async.
Async langsung menepis shuriken itu dengan schimitarnya. Async
kemudian menghujamkan senjatanya untuk menebas Theo, namun Crystal merapalkan
mantra es untuk melumpuhkan gerakan Async.
“Kuat juga kau sekarang, Async,”
jawab Theo “Terakhir kita bertemu, kau masih sangat lemah.”
“leader groovy280 bukanlah orang yang suka membuang
member-membernya!” jawab Async. “Aku telah dilatih dari hingga sekarang!”
Async memutarkan schimitarnya
dan bersiap untuk menusuk Theo, namun Theo segera menghilang dan muncul di
belakang Async dengan ilmu cloakingnya.
Async langsung menghindar dari Theo yang mencoba untuk menusuknya dari belakang
dengan dagger.
Reynaldo, Arnel, Jediy, dan
Dauntless berlari untuk membantu Async, namun Crystal segera merapalkan mantra
sihirnya untuk membekukan mereka satu per satu. Hanya Dauntless yang mampu
bertahan dengan perisainya yang kokoh.
Dauntless kemudian menerjang
Theo dengan cepat. Theo segera menghindarinya dengan lebih cepat.
“Hmm.. Aku bisa merasakan aura
Oblivion dalam dirinya,” ujar Theo. “Kau pasti murid dari Orang yang selalu
marah-marah tak terkendali itu, kan?”
“Diam kau!” bentak Dauntless
sambil berlari mengangkat pedangnya untuk diayunkan ke arah Theo. “Jangan
menyebut nama tuanku dengan sembarangan!”
Sekali lagi, Crystal menggunakan
mantra sihirnya, kini Dauntless membeku total, bersama dengan Rey dan yang
lainnya.
“DAUNTLESS,” Async berteriak.
“Jangan khawatir,” gumam
Crystal. Mereka hanya membeku selama beberapa menit saja.
“Menyerahlah Async!” Theo
membujuknya.
“Tidak akan!” bentak Async
sambil berlari, kini menuju Crystal
Crystal menggunakan sihir esnya,
namun Async menggunakan Schimitarnya untuk memecahkan es yang ditujukan
kepadanya. Kini Async telah mengayunkan schimitarnya, bersiap untuk membacok
Crystal.
“Tidak akan kubiarkan!” Seru
Theo sambil melemparkan pisau terbang beracun menuju tumit Async. Async
langsung jatuh terkapar dan tidak mampu bangun. Ia telah dilumpuhkan oleh racun
milik Theo.
“Frostbite!” Seru Crystal
merapalkan mantra pembeku. Async langsung dibekukan hingga lehernya. Kini hanya
bagian kepala Async yang masih belum dibbekukan.
“Hahahaha, sudah kubilang,
menyerahlah,” ujar Theo. “Indo Caffe baru saja menguasai wilayah Gunung Iwayama
selama dua hari. Bahkan Mortar saja kalian belum punya!”
“Kalian bukanlah tandingan
kami,” Kata Crystal. “Menyerahlah. Aku tidak akan menanyakanmu dua kali.”
Async tidak mau melakukan
tindakan yang tidak terhormat bagi Indo Caffe, sementara itu ia juga tidak mau
perjuangannya menjadi Member Elite Indo Caffe berrakhir di sini. Ia hanya bisa
mematung meratapi takdirnya yang menyedihkan itu.
(^_^)
Sementara
itu, di puncak Gunung Iwayama…
“Jessica,
ikut aku!” Ujar Izhamzam. “lihat itu!”
“Mereka
membagi dua pasukannya!” Kata Jessica getir. “pasukan kedua mereka bergegas
menuju Lembah Timur Gunung Iwayama!”
“Di
bagian Timur ada sahabatku; Senda Serlalita,” ujar Izhamzam pilu. “Aku harus
menolongnya.”
Jessica
tampak termenung memikirkan sesuatu.
“Kenapa
Jes?” Tanya Izhamzam. “Kau cemburu ya?” tanyanya dengan senyuman yang menggoda.
Ekspresi
Jessica berubah menjadi tajam. “terdiamnya aku bukan berarti aku terusik oleh
hal itu, ya!”
“Hei,
santailah!” Kata Izhamzam berusaha menenangkan Jessica. “Lantas, apa yang
membuatmu termenung?”
“Waktu,”
desis Jessica masih dengan nada kesal. “Bagaimana kita dapat sampai Lembah
Timur sebelum musuh datang menghabisi pasukan kita? Tentunya kau tidak mau
apabila Senda termasuk di dalam referensi pasukan yang kusebut kan?”
Izhamzam
menggeram. Ia mengepalkan tangannya. “Balon udara,” gumamnya. “Kita bisa
menggunakan balon udara.”
“Ayo
kita bergegeas,” ujar Jessica tersenyum puas.
(^_^)
Sementara
itu, di kuil pusat gunung Iwayama..
“Lapor,
sepertinya lawan yang kita hadapi ini mengenali Anda, leader!” ujar Karantal. “Aku melihat perbincangan Async selagi
bertarung melawan mereka.”
“Apa?”
Groovy memicingkan matanya penasaran. “Aku merasakan sesuatu yang tidak baik.”
“Jokowi
Jk, Dragon’s Belief, dan Mystearion, kalian bertiga bantulah Senda Serlalita
menjaga pintu masuk dari Lembah Timur!” perintah Oblivion. “Aku punya firasat
buruk terhadap Senda Serlalita.”
“Baiklah,”
kata Joko.
“Satu
lagi,” Kata Oblivion.
“Apa
itu?” Tanya Joko.
“Konstruksi
mortar ditundalah dulu,” jawab Oblivion. “Langsung saja buat perangkap dan
maksimalkan konstruksi Tesla kita. Aku mau musuh kaget ketika sampai di kuil
ini.”
“Baik,
commander!” Jawab Joko, Mystearion,
dan Dragon’s Belief serentak.
“Bagus,
dengan begini rencana pertahanan Gunung Iwayama telah sempurna,” Groovy
tersenyum puas.
“Kau
melupakan sesuatu,” Kata Oblivion. “Pasukan inti mereka akan segera sampai di
kaki Gunung Iwayama. Peta gaib ini menunjukan jumlah mereka banyak sekali.
Sihir decoymu itu tak akan mempan!”
“Jangan
khawatir soal itu, komandan,” ujar Groovy. “Aku telah mengutus seseorang untuk
menangani mereka semua.”
(^_^)
Sementara
itu, di Kaki Gunung Iwayama yang telah berubah menjadi lapangan es..
“Menyerahlah,
Async!” ujar Theo. “Kita akan memulainya bersama-sama dari bawah!”
“Groovy
telah mengajarimu banyak teknik menyelundup,” ujar Async. “Namun kau tega
mengkhianati sang leader!”
“TIADA
LEADER SELAIN RAY!” Bentak Theo.
“Berpalinglah dari Groovy280, gurumu! Atau kau akan kubinasakan saat ini juga!”
Theo memutar pedang rantainya dan meletakan mata pisaunya di leher Async yang
seluruh badannya diselimuti oleh Kristal es. Crystal sendiri sudah bersiap-siap
merapalkan sihir es selanjutnya.
“Kau
sudah tahu bahwa aku adalah murid dari Groovy280, hah?” ujar Async. “Tapi kau
masih berani melawanku. LAWANLAH AKU!” Es yang membungkus tubuh Async mencair
seketika. Rupanya Async telah menggunakan sihir api yang telah diajarkan oleh
Groovy.
“Kurang
ajar,” Crystal mengumpat.
Async
kemudian menggunakan sihir apinya untuk memberikan aura api kepada schimitar miliknya, menebas segala sihir
es Crystal yang dilontarkan kepadanya.
“Kau
tak akan menang dengan sihir apimu itu!” Teriak Theo yang segera melempar dagger beracun miliknya.
“Terlalu
lambat,” desis Async sambil menciptakan pelindung apinya. Async kemudian
menggunakan sihir apinya untuk membebaskan teman-temannya dari belenggu es
milik Crystal.
Rey,
Arnel, Jediy, dan Dauntless segera bangkit dan mengangkat senjatanya.
“Sudah
berakhir,” kata Async mengancam Theo dan Crystal. “Jumlah kami lebih banyak,
dan sihir es kalian tidak berkutik dihadapan kami.”
“Ya,”
jawab Theo menyeringai. “Memang sudah berakhir.”
Dari
belakang Theo, muncul selaksa Barbarian, diiringi oleh Golem Ungu yang
dilindungi oleh Healer Ungu. Kemudian,
dibelakang barisan Golem dan Healer itu, ada beberapa orang ikut
bergegas. Salah satunya mengenakan jubah berwarnakan gelap dan kalung
tengkorak.
“Ray,”
gumam Async
(^_^)
Sementara
itu, di lembah Timur Gunung Iwayama,
seorang gadis telah menyiapkan pasukan archer
miliknya, beserta Archer Tower yang masih berbentuk kayu yang berdiri siap
membidik lawan yang sampai. Namun, tiba-tiba sepasukan Lava Hound dan Lava Pup
datang melelehkan kayu dari tower-tower itu menjadi abu. Dibalik serangan itu,
muncul tiga orang, salah satu dari mereka memegang dua gagang tombak bermata
dua.
“Senda
Serlalita,” ujarnya.
“K-kau
tahu namaku?” Tanya Senda.
“Leaderku mengetahui gurumu,” ujarnya.
“Dulu Izhamzam memang merupakan petarung yang handal. Dia dapat memimpin
serangan Naga dengan baik, namun tidak sebaik aku.”
“Tutup
mulutmu!” Senda berteriak sambil menggunakan sihir apinya kepada pemilik tombak
bermata dua itu, mengenai tepat di pipi kanannya. Pria itu tidak bersuara
seketika. Senda Serlalita merasa puas akan itu.
“Wanita
bodoh,” ujar pria itu pelan. Kemudian pria itu berteriak hingga tanah
berguncang “Sihirmu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Groovy280
maupun Oblivion!”
Pria
itu memutar kedua tombaknya, membuat tanah bergelombang mencabik-cabik tubuh
Senda yang rapuh.
“Aku
merupakan saudara Ray yang terkuat!” serunya sambil menggelegar. “Logan,
Maxine, cepat bawa dia! Kita butuh
panduan menuju arah kuil dimana komandan dan leader mereka berada. AKU BUTUH TANTANGAN!” Teriaknya.
Senda
Serlalita menggertakkan giginya ingin membalas, namun ia tidak yakin
kekuatannya mampu mengalahkan lawannya.
“Baik,
komandan Charles,” ujar Logan dan Maxine. Namun…
“Tidak
secepat itu!” Terdengar seseorang berseru dengan lantang. Sambil menggunakan
sihir listriknya menyetrum Logan dan Maxine.
“Izhamzam,”
ujar Charles. “Akhirnya kita bertemu.”
Izhamzam
segera mengarahkan tangannya kea rah Charles, bersiap untuk merapalkan mantra
listrik kepadanya. Disamping Izhamzam, berdiri Jessica yang menarik busur anak
panahnya, membidik Charles, siap untuk melepaskannya sewaktu-waktu
Logan
segera mengeluarkan belatih kembarnya, sementara itu Maxine juga mengeluarkan crossbow miliknya.
“Charles,”
ujar Izhamzam. “pemilik Golem pertama di Indo Caffe. Baru kali ini aku bertemu
dengan pria yang sering disebut-sebut oleh Groovy itu.”
“Kau
telah mengetahui namaku, tapi aku salut denganmu untuk tidak mundur.” Ucap
Charles.
“Aku
datang kemari untuk Senda Serlalita!” Seru Izhamzam sambil meluncurkan sihir
bola kilatnya.
“Bodoh!”
Seru Charles lantang, seolah tidak merasakan apapun. “Tanah tidak mempan dengan
listrik!”
Sambil
tertawa, Charless menggunakan sihirnya. Tanah segera berguncang, dan sesuatu
muncul dari tanah, seluruh bebatuan terisap mennuju sosok itu.
“Golem,”
gumam Jessica. “Dia memiliki mantra untuk memunculkan Golem.
“HAHAHHA!
KALIAN AKAN MATI!”
(^_^)
Sementara
itu di Kaki Gunung Iwayama seluruh pasukan lawan telah mendominasi area perang.
Kini pria yang disebut Ray itu telah datang diapit seorang laki-laki dan
seorang perempuan.
“Ray…”
gumam Async. “Mengapa kau melakukan ini?”
Namun,
Ray tidak menjawab pertanyaan itu, bahkan Ray tidak menunjukkan perhatian
sedikitpun terhadap ucapan perkataan Async.
“Kau
telah gagal, komandan Theo,” kata Ray pelan, namun penuh aura jahat.
“M-maafkan
ak-“
“Steven!”
ujar ray kepada pria yang berdiri disampingnya. “elekrokusikan, mereka semua,”
sahutnya sambil menyibakkan jubahnya dengan angkuh, didampingi oleh perempuan
yang berada di sampingnya.
Ya,
baik Reynaldo, Dauntless, Jediy, Async, maupun Arnel mengenal Steven. Mereka
pernah berperang bersamanya melawan klan
Filipina, sama-sama melawan kutukan Tatan Sanctum, dan melawan klan Korea pada
Zaman Peleburan Armada.
“Steven,”
seru Reynaldo. “Kau akan menyesali perbuatanmu ini!” Reynaldo mengankat
pedangnya, menerjang menuju Steven.
“Kurang
cepat,” gumam Steven yang tiba tiba menghilang, dan muncul di balik Reynaldo,
kemudian menggunakan sihir petir merahnya untuk menyetrum Reynaldo.
“AAARGH!”
Reynaldo menjerit kesakitan.
“Bagaimana
kau bisa berteleportasi?” Tanya Arnel menggeram.
“Berteleportasi?”
Steven tertawa terbahak-bahak. “Aku tidak melakukan teleportasi dasar,
teman-teman lamaku yang bodoh. Kecepatan kilatku bergerak lebih cepat dari
apapun!” Seru Steven sambil menciptakan pusaran listrik untuk segera diledakkan
menuju Arnel dan teman-temannya.
Arnel
segera bergegas untuk mengayunkan pedangnya kepada Steven, namun percuma saja.
Lagi-lagi Steven bergerak secepat kilat kebelakang Arnel, dan menyetrumnya
hingga jatuh terkulai.
“Bodoh.
Sekarang kalian semua akan mati!” ujarnya terbahak-bahak.
Tiba-tiba
sesuatu muncul dari balik bukit.. Bukan sesuatu, melainkan empat sosok manusia
yang datang menuju medan perang. Salah satu dari sosok tersebut mirip dengan
Steven.
“Bagus,”
ujar Async. “itu Christy, Sharon, Kevin Siregar, dan –“
“BODOH!”
Steven memotong kalimat Async. “Groovy280 memang bodoh! Ia kira dengan empat
buah decoy lemah seperti itu dapat mengalahkanku?”
Steven
segera menyelesaikan mantra pusaran listriknya dan meledakkannya menuju keempat
decoy itu dan langsung hancur semuanya. Kabut asap langsung bertebaran setelah
terjadinya ledakan itu.
“Ugh..”
Dauntless tampak geram, rasanya ia ingin buru-buru meletakkan pedangnya di
leher Steven.
Ekspresi
Ray yang duduk di pelana kuda hitamnya tidak berubah. Mukanya tetap menunjukkan
ekspresi kejahatan yang sangat hening. Hanya Theo dan Crystal yang tersenyum
dengan puas.
Tiba-tiba,
di balik kabut itu muncul suatu sosok yang nampak asing bagi Async dan yang
lainnya. Sosok itu memegang kapak titanium besar di tangan kanan dan kirinya.
Kapak tersebut bermata dua, layaknya Battle
Axe yang dimiliki oleh gladiator perang.
“Siapa
dia?” Tanya Async kepada Dauntless yang kemudian ditanggapi oleh Async dengan
ekspresi kebingungan
“Sang
leader Indo Caffe telah mengutusku
untuk membunuh segala yang berpihak kepada orang yang bernama Ray,” ujarnya
dingin. Ekspresi orang ini sangat dingin, dan penuh hawa ingin membunuh.
“Langkahi
dulu mayatku, dasar tukang kayu!” Steven segera merapalkan mantra listriknya,
membuat sesuatu menyerupai pedang yang terbuat dari sihir listrik.
Pemilik
kapak titanium itu tetap terdiam. Ia memfokuskan dirinya terhadap apa yang
dilakukan oleh Steven, bagaikan pemburu yang mengawasi mangsanya dengan
saksama.
“Teridam
hah? Tidak menyerang?” Tanya Steven “Kapakmu itu memang hanya cocok digunakan
untuk menebang pohon di Gunung Iwayama!” Kata Steven sambil melesat dengan
cepat, mengayunkan pedang listriknya dengan cepat. “Kau tidak akan bisa
menandingi kecepatanku ini!”
“DUAK!”
Tiba-tiba kapak titanium itu segera mengenai perut Steven. Darah segar
bercucuran dari mulutnya.
“Aku
memang tidak butuh kecepatan untuk melukaimu, dasar tukang perakit barang
elektronik,” ujar pemilik kapak titanium itu tanpa ekspresi, namun dengan nada
mengejek yang terselubung.
“K-Kurang
ajar,” Steven memegang perutnya kesakitan.
“Siapa
dia?” pikir Async. “Anggota baru Indo Caffe? Jago juga dia.”
Ray
segera turun dari kudanya. Ia baru mulai memberikan perhatiannya pada
pertarungan ini.
“Biarkan
aku yang akan maju!” Sahut Theo langsung maju bersiap melempar rantai besinya.
Ray
langsung menggunakan sihir gravitasinya menarik Theo kembali ke arahnya. “Steven telah kalah, apalagi kau,” ujar Ray.
Theo
menggeram sambil menutup matanya menahan malu.
“Ketsi,”
ujar Ray kepada perempuan yang disampingnya.
“Ya,
kakakku,” sahutnya.
“Panggil
Charles kemari,” ujarnya yang langsung ditanggapi Ketsi oleh anggukan ringan.
“Kau!”
Ray kemudian berseru kepada pemilik kapak Titanium itu. “Siapa namamu?”
“NUGROHO!”
Pemilik kapak titanium itu berteriak tidak mau kalah lantang dengan Ray.
(^_^)
Sementara
itu di kuil…
“Anak
baru itu merupakan anugrah bagi kita,” ucap Oblivion.
“Belum,”
gumam Groovy. “Aku harus segera beranjak ke kaki gunung untuk membantu mereka.
“Kau
tidak mampu menghadapi Ray sendirian,” ujar Oblivion. “Biar sihir hitamku
inilah yang melahap nyawa mereka semua!”
“Tidak, Komandan,” Kata Groovy. “kuil ini
membutuhkan pertahanan yang sempurna. Dan aku percaya kaulah yang paling mampu
menjaga kuil ini.”
“Hmm..
Baiklah,” ujar Oblivion. “Aku akan mempertahankan kuil ini. Tapi ingat, apabila
aku melihat kamu kewalahan di dalam peta gaib, maka aku yang akan turun tangan
membunuh mereka semua itu.”
“Hahahaha,
baiklah,” Groovy menyetujui pernyataan Oblivion. “Karantal dan Rudra, kalian
bantulah Oblivion menjaga kuil ini. Sementara itu, Valk dan Valcon ikutlah
denganku kebawah!”
Semua
segera mengangguk dan berseru menjalankan perintah sang leader.
(^_^)
“Tidak!”
pekik Senda Serlalita dari Lembah Timur
“Lepaskan dia!” bentak Izhamzam
kepada Charles.
“Atau apa?” tantang Charles.
“Atau kami akan membunuhmu,”
suara itu datang dari arah kuil. Seseorang telah datang diapit oleh seorang
perempuan dan laki-laki yang masih berusia remaja.
“JOKOWI JK,” gumam Charles.
“Mystearion dan DRAGON’S BELIEF juga.”
“Kau kalah, wahai prajurit Elite
terkuat Indo Caffe pada Zaman Kebangkitan.”
“JANGAN BANYAK BICARA KAU!”
Charles murka sambil memerintahkan Golem-Golemnya menerjang Joko.
Joko segera memerintahkan
pasukan P.E.K.K.A miliknya untuk berancang-ancang.
Charles akan segera menerjang
Jokowi dengan tangan kosong ketika tiba-tiba terdengar suara gadis kecil
berteriak
“Charles! STOP!”
Charles langsung menghentikan
gerakannya dengan tiba-tiba. Ia menoleh kepada pemilik suara itu. “Ketsi?”
“Ray memanggilmu,” ujarnya
ringan.
“Yang benar saja. Di saat aku
hampir membunuh mereka semua, leader
memanggilku!”
“Steven krisis, komandan,” ujar
Ketsi. “Cepat kita harus segera berada disana!”
Dengan berat hati, Charles segera
mengajak Logan dan Maxine untuk beranjak dari Lembah Timur mengikuti Ketsi.
“Perselisihan kita tidak hanya sampai disini, Jokowi Jk!” Charles menarik
pasukannya.
“Senda!” Izhamzam menjerit akan
kondisi muridnya itu. “Kau baik-baik saja?”
“ya,” Senda tersenyum.
“Terimakasih kau telah datang untukku.”
Izhamzam pun ikut tersenyum
membalas senyuman Senda.
Dari jauh, Jessica segera
membidik anak panahnya menuju Charles yang sedang melakukan gerakan mundur.
“Memangnya kau bisa membidik
dengan jarak sejauh itu?” Tanya Izhamzam kepada Jessica
“Bidikanku jauh lebih tajam
dibandingkan dengan Archer Queen
manapun, kak Izham,” jawab Jessica dingin.
Anak panah akhirnya berdesing
dari busur Jessica, melesat menuju lembah Gunung Iwayama, mendekati Charles.
TRING!
Charles segera membalikkan badannya, merapalkan mantra tanah pelindung untuk
menangkis anak panah yang dilepaskan oleh Jessica. Charles kemudian menghilang
dibalik semak-semak lembah Gunung Iwayama.
(^_^)
Kembali lagi di kaki Gunung Iwayama…
“Bergabunglah
denganku, Nugroho,” ujar Ray.
Tetapi
Nugroho segera memicingkan matanya. Ia melemparkan salah satu dari kapak
titaniumnya itu menuju Ray
“WUSH,”
Kapak itu menembus angina cepat bagaikan halilintar. Namun kapak itu berhenti
tepat di depat wajah ray. Rupanya Ray menggunakan kekuatan gravitasinya untuk
menghentikan laju kapak tersebut.
“Bedebah,”
gumamnya kesal. “Kau kira kau sanggup mengalahkanku?” Dengan kekuatan
gravitasinya, Ray mengangkat pohon-pohon di sekelilingnya, bersiap untuk melemparkannya
kepada Nugroho, namun dengan kekuatannya, Nugroho mampu menebang seluruh
pohonnya menggunakan kapak miliknya.
“grr,”
Ray menggertakkan giginya.
PLOK!
PLOK! PLOK! Seseorang dengan setelan putih datang sambil menepuk tangannya.
“Leader?” ucap Nugroho.
“Groovy…,”
desis Ray kaget, seolah yang diharapkannya telah datang.
“Groovy!
Sedang apa kau disini!” Seru Async. “Berbahaya!”
Theo
dan Crystal mengarahkan pandangannya menuju pemimpin Indo Caffe ini.
“Pulanglah!” ucap Groovy santai, seolah tidak
memedulikan perkataan Ray.
“Pulang?”
Tanya ray dengan terseyum kaget. “Kami telah jauh-jauh datang kemari untuk
menakhlukan Iwayama darimu.”
“Tidak
semudah itu,” ucap Groovy.
“Mana
Zefry?” Tanya Ray.
“Untuk
apa kau mananyakannya?” Tanya Groovy
“Dia adalah orang terakhir yang
kuberikan jabatan leader sebelum aku
meninggalkan Indo Caffe,” kata Ray.
“Dia telah pergi berkelana,” ucap
Groovy. “akulah leadernya sekarang.
“HAHAHHAHA!” Ray tertawa
terbahak-bahak. “Kalau begitu, Iwayama akan dengan mudah jatuh ke tanganku!”
“Sombong sekali kau,” Groovy
menyeringai, seolah-olah tidak merasa terancam oleh tawa Ray. “Nugroho, habisi
dia!”
Nugroho mengambil kapaknya yang
terjatuh di tanah, dan segera menerjang Ray
TRANG! Tiba-tiba seseorang maju
mengadu senjatanya dengan Nugroho. Ia tak lain adalah Charles.
Ray tersenyum puas. “Inilah dimana
prajurit andalan kita bertemu,” ujarnya.
Groovy pun membalas senyuman itu
dengan senyuman pula. “Nugroho, dialah lawan yang tepat bagimu.”
Nugroho mengangguk dan segera
menerjang Charles dengan kedua kapak titanium besarnya. Charles juga
menggunakan kedua tombak besarnya untuk menahan serangan Nugroho. Serangan
kedua pihak yang sangat dahsyat itu membuat tanah berguncang.
DUAK! Keduanya terplanting secara
bersamaan. Seluruh pemirsa tercengang melihat kejadian ini. Baik Theo, Crystal,
bahkan pihak Groovy pun tidak dapat berkata-kata.
“Ray, kau akan kalah!” Bentak
Groovy.
“Kau jangan meremehkan kekuatan
keluarga Ray!” teriak Ray.
“kau bukan Ray bagiku!” Balas Groovy.
“Kau dipenuhi oleh kekuatan kegelapan!”
“Tutup mulutmu!” bentak Ray.
“Ray..” ujar Steven menahan rasa
sakit bekas kapak Nugroho. “Biarkan aku membantu Charles.”
“Aku juga akan membantu,” ujar Theo.
“Baiklah, akan tetapi aku minta
kalian segera menghancurkan Nugroho!” Ray berteriak. “KEGELAPANLAH YANG AKAN
MENANG!”
“Baik, leader!” ucap Charles, Theo, dan Steven secara bersamaan.
Charles menggunakan sihir tanahnya
kepada Nugroho. Nugroho pun kehilangan keseimbangan. Peluang itu langsung
dimanfaatkan oleh Steven untuk bergerak secepat kilat dan menggunakan sihir
listriknya untuk menyambar Nugroho. Begitu pula dengan Theo. Ia segera melumuri
pisau terbangnya dengan racun, dan melemparkannya menuju Nugroho.
“AARGH!” Nugroho menjerit menahan
rasa sakit dalam segenap tubuhnya.
“Nugroho!” Groovy berteriak
mencemaskan kondisinya.
“HAHAHHA!” Ray tertawa dengan sangat
kencang. “inilah kekuatan sihir hitam, Groovy! Kombinasi dari earthquake,
haste, dan poison itu adalah
sihir hitam yang paling mematikan yang pernah ada! Mereka bertiga adalah
komandan tertinggi yang ada di clan ku,
Dark Caffe!”
“Kurangajar!” Groovy murka.
Tanpa harus disuruh, Async, Jediy
dan Dauntless pun membantu Nugroho menghadapi ketiga komandan Dark Caffe
tersebut. Arnel dan Reynaldo yang tadinya terlumpuhkan oleh sihir Steven pun
sudah mampu untuk bangkit. Mereka segera bergabung bersama Nugroho dan yang
lainnya.
“Pulanglah, Ray!” Groovy280 berseru.
“Aku memperingatimu.”
“Dasar bodoh!” ejek Ray. “Aku telah
mengunggulimu! Pasukanku telah menang! Steven, panggil pasukan Wizardmu! Setrum
mereka semua!” perintah Ray tidak sabar untuk menang.
DUAR! Tiba-tiba giant bomb telah
muncul dan memusnahkan segala wizard yang ada.
Async, Rey, Dauntless dan yang
lainnya pun segera melawan golem-golem yang ada. Kekuatan mereka mampu melebihi
kemampuan sihir penyembuh healer milik Ray.
“Apa?” Ray kaget. “pasukan
P.E.K.K.A! Serbu!”
Tiba-tiba tesla berkawat spiral emas
bermunculan dari bawah tanah dan segera menonaktifkan puluhan pasukan P.E.K.K.A
milik Dark Caffe.
“Brengsek!” Ray mengumpat. Seluruh
pasukan Dark Caffe pun jadi kocar-kacir.
“Jokowi ternyata telah menyelesaikan
trapnya dengan baik,” ujar Groovy senang
“Kita masih memiliki pasukan terakhir,
kakak,” Ketsi mengingatkan Ray.
“Kau benar,” Ray bergumam. “Pasukan
Lavalloonion! Serbu!”
Namun air mine dan air bomb dengan
jumlah banyak segera bermunculan mendekati Lava Hound, bagaikan magnet. Ratusan minion yang berpihak kepada Dark
Caffe pun segera musnah dihadapan Air Bomb tersebut.
“Mau kemana kalian!” DRAGON’S BELIEF
dan Mystearion tiba-tiba muncul dengan Naga Coklat yang ditungganginya. Naga
yang ditunggangi mereka berdua bermahkota emas di kepalanya. Dengan ganasnya,
Naga milik kakak beradik ini menyemburkan apinya, menghanguskan sisa pasukan
Lavalloonion milik Ray, ditambah dengan sihir rage yang dirapalkan oleh Groovy untuk memperkuat serangan
naga-naga tersebut.
“TIDAKK!” Ray berteriak! “Cepat
kembali!”
“Pasukan Hog Rider, buru mereka
semua!” Nugroho memberi perintah.
Mata Charles tak lepas dari Nugroho.
Beberapa detik kemudian Charles dan yang lainnya memalingkan muka mereka,
beranjak menjauh dari Gunung Iwayama yang tidak akan pernah mereka datangi
lagi.
“Sudah kubilang, Ray. Pulanglah,”
gumam Groovy280 dengan ekspresinya yang menyebalkan.
Kini Groovy280 dan teman-temannya
berkumpul dan menyaksikan dipukul mundurnya pasukan Dark Caffe, dengan pasukan
milik mereka. Pertarungan di Gunung Iwayama pun berakhir disini.
Namun, mimik wajah dan tatapan mata Ray yang jauh berbeda
sebelum pertemuannay yang terakhir di Gunung Iwayama, masih merupakan misteri
bagi leader Indo Caffe ini. Ia
merasakan ada yang salah dengan mantan leadernya
ini, dan ia segera menyiapkan pasukan untuk melakukan investigasi kepada Dark
Caffe
BERSAMBUNG
Wkwk panjang amatt
ReplyDelete