Monday, January 4, 2016

Episode 1: Kegelapan Menyelimuti Gunung Iwayama



Episode 1: Kegelapan Menyelimuti Gunung Iwayama

                Matahari mulai menampakkan dirinya dari balik Gunung Iwayama. Kicauan burung dan tetesan embun di tengah rerumputan membuat pagi ini menjadi pagi yang indah. 

                WUUSH! Keheningan pagi ini dipecahkan oleh desingan anak panah yang mengenai papan kayu. Belum lama lagi anak panah kedua sudah dilepaskan dan lagi-lagi tepat mengenai papan kayu yang sepertinya memang adalah target sasarannya.

                Pemilik anak panah itu adalah seorang wanita. Ia sepertinya telah berlatih kemampuan memanahnya dari subuh tadi. Keringatnya bercucuran dengan deras, dan badannya mulai lemas.

                Namun beberapa detik kemudian, sang pemanah ini segera mengambil anak panahnya dari punggungya, berlari ke arah kanan sambil mengarahkannya ke papan-papan target yang berjejer horizontal. Tanpa berhenti berlari, anak panah itu diluncurkannya ke setiap target yang ada. Kemampuannya mengambil anak panah dan melepaskannya dengan berulang-ulang benar-benar sangat cepat. Setiap anak panah yang dilepaskannya, selalu mengenai sasaran. 

Sebelum mengenai papan target terakhir, wanita berumur belasan itu bersalto dan menembakkan anak panahnya di tengah udara. Anak panah tersebut melesat dengan cepat dan menembus papan kayu tersebut hingga bolong, dan masih melesat dengan jauh hingga menghilang ke arah lembah pepohonan Gunung Iwayama.

“Selesailah sudah,” kata wanita tersebut sambil menghela napas dan langsung menjatuhkan badannya di tengah rerumputan dengan lunglai.

Belum lama setelah pemanah itu merebahkan dirinya, terdengar suara tepuk tangan yang keras.

“Hebat kau, Jessica,” ujar seorang laki-laki yang terus berjalan mendekatinya sambil terus menepukkan kedua tangannya.

“Ah bisa saja kau Izhamzam,” ujar Jessica. “Sebagai perempuan, bukan berarti aku tidak bisa bertarung. Aku harus bisa menyaingi ‘Dragon’s Belief’ dan Senda Serlalita!”
“Hahaha,” Izhamzam tertawa ringan.

“sst, diam,” Kata Jessica sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir kecilnya.
“Hey, jangan ngambek dong,” Ujar Izhamzam.

“SST! Aku serius,” bentak Jessica sambil mengubah suaranya menjadi bisikan. “Aku mendengar ada suara langkah kaki dari kejauhan.”

Jessica mulai menajamkan pendengarannya. Ekpresinya pun berubah menjadi serius. Ya, Jessica memang memiliki pendengaran yang sangat tajam dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Instingnya sebagai pemburu sangatlah tajam.

“Benarkah kau? Aku tidak bisa mendengarnya sama sekali,” kata Izhamzam sambil juga menajamkan mendengarannya.

“Ya. Banyak sekali langkah kaki. Mungkin ribuan,” Kata Jessica tajam.

Izhamzam segera berjalan ke tepi pegunungan sambil mengeluarkan teropong dari jubahnya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. “Celaka! Ramalan Kevin Siregar benar!”

Dari kejauhan, nampak selaksa pasukan mendekati kaki Gunung Iwayama. Hal tersebut mengejutkan Izhamzam, namun ekspresi Jessica tetap tidak berubah.

“Ramalan Kevin Siregar memang tidak pernah salah, Kak Izham,” Ujar Jessica.

“Sial! Di kaki gunung terdapat emas dan elixir yang harus dipertahankan!” Kata Izham dengan cemas. “Kita baru dua hari menetap di gunung ini, sehingga pertahanan kita belum cukup kokoh. Kalau begini bisa gawat, lebih baik aku segera memberitahu komandan!”

“Tidak perlu begitu, Kak,” kata Jessica tiba-tiba. “Komandan Oblivion memegang peta gaib, sehingga beliau pasti akan segera mengetahui akan adanya serangan dan segera bergerak cepat untuk mengantisipasinya.”

“Benar juga kau,” sahut Izhamzam.

(^_^)

Sementara itu di suatu bangunan kuil di tengah-tengah Gunung   Iwayama, seseorang dengan jubah hitam sedang berjalan mondar-mandir tampak gelisah. Sepertinya secarik kertas yang dipegang olehnya itu merupakan alasan kegundahan hatinya itu.

“Konstruktor, cepat pindahkan ke sini seluruh emas dan elixir yang ada di kaki gunung!” sahutnya kepada para pengikutnya.

Pria berjubah hitam itu masih terus memusatkan perhatiannya kepada secarik kertas itu. 

“Kita masih punya waktu,” pria itu berkata. “peta gaib ini menunjukkan bahwa mereka masih harus menempuh kurang lebih sepuluh kilometer lagi untuk sampai ke kaki gunung Iwayama!”

“Pergunakanlah waktu ini sebaik-baiknya, komandan,” seseorang dengan  setelan putih muncul dari balik tirai. “Aku tidak mau kita kehilangan sumberdaya yang telah kita peroleh susah payah dari war kemarin. Panggil pasukan elite kita agar bersiap-siap menyambut musuh di kaki gunung”

“Baiklah, leader,” ujar Komandan Oblivion. “Aku akan memerintahkan Arnel dan Jediy untuk membantu Reynaldo mempertahankan kaki gunung”


(^_^)


Sementara itu, di puncak Gunung Iwayama..

“Bagus, troops kita sudah bersiaga di kaki gunung Iwayama,” ujar Jessica sambil meneropong ke arah kaki gunung. “Hey tunggu! Apa itu?”

“Sepasukan assassin.. mereka muncul secara tiba-tiba dari balik gunung,” kata Izhamzam. “Mereka harus segera dikalahkan sebelum pasukan inti mereka sampai!”

“Tidakkah Komandan Oblivion mengetahui keberadaan mereka?” Tanya Jessica.
“Hmm.. sepertinya tidak..” Jawab Izhamzam

(^_^)

“Apa?” Komandan Oblivion kaget. “musuh tiba-tiba muncul dari balik Kaki Gunung Iwayama?”

“B-benar Komandan,” Jawab Rudra.

“Tidakkah kau mengantisipasi hal tersebut, Komandan Oblivion?” Tanya sang leader.

“Tidak Groovy,” jawab Oblivion. “Mereka tidak terlihat pada indikator peta gaib ini.

“Tentu saja,” ujar Groovy. “Karena mereka adalah Assasin yang memiliki ilmu cloaking yang membuat mereka tidak kasat mata maupun peta gaib.”

“Sepupumu Reynaldo, sedang dalam bahaya, Groovy!” Kata Oblivion. “Kita harus segera turun dan membinasakan lawan yang ada!”

“Tahan emosimu, Oblivion,” ujar Groovy. “Cobalah kendalikan kekuatanmu.

“Sudah sekian lama pedangku ini tidak merasakan darah assassin,” ujar Oblivion. “Akan kuwujudkan kemauannya, dan akan kurasakan semakin meningkatnya kekuatanku!”

“Jangan jadi budak dari kebencian dirimu sendiri, komandan,” ujar Groovy. “Tetapi jadikanlah aura gelap dari pedangmu itu sebagai hamba yang setia melayanimu demi keadilan.”

“Hmph,” Oblivion membalikkan badannya, mencoba untuk mencerna kalimat Groovy280. “Sekarang kita harus bagaimana?”

“Utuslah muridmu; Dauntless,” kata Groovy. “Aku juga akan mengutus muridku.”

“A_singXYZ? Yang biasa kita panggil Async?” Tanya Oblivion.

“Benar,” jawab Groovy menganggukkan kepalanya. “Tapi hati-hati, komandan. Aku merasakan sesuatu bahwa lawan kita ini familiar”

“Aku juga sependapat denganmu, leader.” Kata Oblivion. “Musuh tidak akan menggunakan taktik ini apabila mereka tidak mengetahui bahwa kita memiliki peta gaib.”

“Kau benar, komandan,” ujar Groovy. “Kalau benar begitu, maka pasukan saja tidaklah cukup. Akan kugunakan sihirku untuk membuat 4 decoy dari member kita yang tidak aktif; Steven, Christy, Sharon, dan Kevin Siregar”

(^_^)

Sementara itu, di kaki Gunung Iwayama…
           
     “Rey kita tidak akan bisa menangani pasukan assassin ini! Loot kita akan dihabisi terus menerus!” ujar pria berambut pirang sambil menebas assassin yang ada. Bahkan pasukan induk musuh belum sampai di Kaki Gunung!”

                “Tidak, Arnel. Kita akan berjuang hingga akhir dari Indo Caffe!” Ujar Rey dengan lantang “keluarkan golem yang telah didonasikan oleh JOKOWI JK!”

                Dari bunker berbentuk miniatur istana, muncullah dua makhluk berbentuk seperti bongkahan batu berwarna putih. Badai langsung begelora, batu-batu besar yang ada di kaki gunung Iwayama tertarik oleh makhluk tersebut seperti magnet, membuat tubuh batu mereka membesar, dan semakin banyak batu yang melekaat pada makhluk tersebut, semakin berubah menjadi ungu tua kulit mereka.

                “Golem lv5,” ujar assassin yang berpakaian paling megah. “Sepertinya level klan kalian telah berkembang dengan pesat.”

                “Kau pemimpin mereka?” Tanya Rey

                “Oh dasar pasukan elite baru,” jawab assassin itu.

                “Tutup mulutmu!” bentak Arnel. “Kami telah mengabdi kepada Indo Caffe lebih dari sepuluh zaman!”

                “Diam! Kau tidak tahu apa-apa!” Aku sudah mengenal klan kalian dari sebelum kalian bergabung ke dalam Indo Caffe!” jawab assassin itu.

                Assassin berpakaian hitam itu langsung saja mengeluarkan pisau rantainya dan melemparkannya ke salah satu dari golem ungu itu. Teman-temannya pun ikut melakukan hal yang sama kepada golem yang lainnya. Dalam seketika, kedua golem ungu tersebut hancur terbelah-belah.

                “Ugh.. Golem langsung hancur dalam hitungan detik…” gumam Jediy ketakutan.

                “Jangan main-main, kalian!” assassin itu berseru.

                “Belum…” gumam Reynaldo. “Ketika golem besar hancur, maka akan muncul dua anak golem untuk kembali berperang!”

                “Keras kepala, kau!” assassin tersebut melemparkan pisau terbang menuju Rey, namun Rey segera menepisnya menggunakan tombaknya. Rey kemudian maju mengayunkan tombaknya untuk menyerang lawannya.

                Akan tetapi, lawannya itu sangat gesit. Assassin itu mampu menghindari setiap ayunan tombak yang dimainkan oleh sepupu Groovy280 itu.

                “Akan kubantu!” seru Arnel bersamaan dengan Jediy.

                Dengan dibantu oleh kedua temannya, Rey mampu memukul mundur lawannya.

                “K-kurang ajar,” ujar assassin itu.

                “Dengar ya,” ujar Rey. “Aku tidak peduli berapa lama kau telah mengenal Indo Caffe, yang jelas kau bukanlah tandingan kami!”

                “Betapa polosnya kalian! Bala bantuan gelombang pertama sudah sampai!

                WUSH! Tiba-tiba angin dingin berembus dari arah utara menuju Rey dan teman-temannya, kemudian kaki mereka membeku.

                “Argh! Apa ini?” Jediy berteriak.

                “Aku telah datang, saudaraku..” seseorang perempuan kecil berjubah putih dan bertopi sihir itu mendekati pasukan assassin
 
                “Saudariku,” ujar assassin tersebut. “mari kita hancurkan mereka semua!”

                Dengan kecepatan tinggi yang dimilikioleh assassin dan pasukannya, diiringi oleh sihir es adik perempuannya yang mematikan, membuat Reynaldo dan pasukannya tidak berkutik.

                “Ugh, kaki gunung Iwayama telah berubah menjadi lapangan es seketika,” ujar Arnel.

                “Matilah kalian!” teriak penyihir es tersebut sambil mulai merapalkan mantranya.

                “STOP!” tiba-tiba dua orang datang dari balik bukit. Yang satu memegang pedang dan perisai, yang satu lagi memegang pedang schimitar

                Async! Dauntless! Akhirnya kalian sampai!” kata Jediy

                “Atas perintah Komandan Oblivion dan leader Groovy280, kami diperintahkan untuk menangkap kalian!” ujar seorang yang memegang schimitar.

                “Async…” desis assassin itu. “masihkah kau mengenali kami?”

                Async mulai memicingkan matanya, mencoba untuk mengenali kedua orang itu. “Theo… Crystal…” gumamnya.

                “K-kau mengenali mereka?” Tanya Rey dengan mata terbelakak.

                “Ya,” jawab Async. “Mereka adalah saudara dan saudari dari mantan leader kita, Ray.”

                Semua member Indo Caffe yang ada di Kaki Gunung Iwayama terbelakak, bahkan Izhamzam dan Jessica yang mengawasi dari puncak Gunung pun kaget.

                “Kau..” Async melotot. “Kau sengaja mengetahui bahwa kami memegang peta gaib, dan menyerang kami dengan diam-diam ya!?”

                “Kau benar, Async” Jawab Theo. “Apakabar?” kata Theo sambil tertawa, dan segera melemparkan shuriken miliknya menuju Async.

                Async langsung menepis  shuriken itu dengan schimitarnya. Async kemudian menghujamkan senjatanya untuk menebas Theo, namun Crystal merapalkan mantra es untuk melumpuhkan gerakan Async.

                “Kuat juga kau sekarang, Async,” jawab Theo “Terakhir kita bertemu, kau masih sangat lemah.”

                leader groovy280 bukanlah orang yang suka membuang member-membernya!” jawab Async. “Aku telah dilatih dari hingga sekarang!”

                Async memutarkan schimitarnya dan bersiap untuk menusuk Theo, namun Theo segera menghilang dan muncul di belakang Async dengan ilmu cloakingnya. Async langsung menghindar dari Theo yang mencoba untuk menusuknya dari belakang dengan dagger.

                Reynaldo, Arnel, Jediy, dan Dauntless berlari untuk membantu Async, namun Crystal segera merapalkan mantra sihirnya untuk membekukan mereka satu per satu. Hanya Dauntless yang mampu bertahan dengan perisainya yang kokoh.

                Dauntless kemudian menerjang Theo dengan cepat. Theo segera menghindarinya dengan lebih cepat.

                “Hmm.. Aku bisa merasakan aura Oblivion dalam dirinya,” ujar Theo. “Kau pasti murid dari Orang yang selalu marah-marah tak terkendali itu, kan?”

                “Diam kau!” bentak Dauntless sambil berlari mengangkat pedangnya untuk diayunkan ke arah Theo. “Jangan menyebut nama tuanku dengan sembarangan!”

                Sekali lagi, Crystal menggunakan mantra sihirnya, kini Dauntless membeku total, bersama dengan Rey dan yang lainnya.

                “DAUNTLESS,” Async berteriak.

                “Jangan khawatir,” gumam Crystal. Mereka hanya membeku selama beberapa menit saja.

                “Menyerahlah Async!” Theo membujuknya.

                “Tidak akan!” bentak Async sambil berlari, kini menuju Crystal

                Crystal menggunakan sihir esnya, namun Async menggunakan Schimitarnya untuk memecahkan es yang ditujukan kepadanya. Kini Async telah mengayunkan schimitarnya, bersiap untuk membacok Crystal.

                “Tidak akan kubiarkan!” Seru Theo sambil melemparkan pisau terbang beracun menuju tumit Async. Async langsung jatuh terkapar dan tidak mampu bangun. Ia telah dilumpuhkan oleh racun milik Theo.

                “Frostbite!” Seru Crystal merapalkan mantra pembeku. Async langsung dibekukan hingga lehernya. Kini hanya bagian kepala Async yang masih belum dibbekukan.

                “Hahahaha, sudah kubilang, menyerahlah,” ujar Theo. “Indo Caffe baru saja menguasai wilayah Gunung Iwayama selama dua hari. Bahkan Mortar saja kalian belum punya!”

                “Kalian bukanlah tandingan kami,” Kata Crystal. “Menyerahlah. Aku tidak akan menanyakanmu dua kali.”

                Async tidak mau melakukan tindakan yang tidak terhormat bagi Indo Caffe, sementara itu ia juga tidak mau perjuangannya menjadi Member Elite Indo Caffe berrakhir di sini. Ia hanya bisa mematung meratapi takdirnya yang menyedihkan itu.

(^_^)

Sementara itu, di puncak Gunung Iwayama…

“Jessica, ikut aku!” Ujar Izhamzam. “lihat itu!”

“Mereka membagi dua pasukannya!” Kata Jessica getir. “pasukan kedua mereka bergegas menuju Lembah Timur Gunung Iwayama!”

“Di bagian Timur ada sahabatku; Senda Serlalita,” ujar Izhamzam pilu. “Aku harus menolongnya.”

Jessica tampak termenung memikirkan sesuatu.

“Kenapa Jes?” Tanya Izhamzam. “Kau cemburu ya?” tanyanya dengan senyuman yang menggoda.

Ekspresi Jessica berubah menjadi tajam. “terdiamnya aku bukan berarti aku terusik oleh hal itu, ya!”

“Hei, santailah!” Kata Izhamzam berusaha menenangkan Jessica. “Lantas, apa yang membuatmu termenung?”

“Waktu,” desis Jessica masih dengan nada kesal. “Bagaimana kita dapat sampai Lembah Timur sebelum musuh datang menghabisi pasukan kita? Tentunya kau tidak mau apabila Senda termasuk di dalam referensi pasukan yang kusebut kan?”

Izhamzam menggeram. Ia mengepalkan tangannya. “Balon udara,” gumamnya. “Kita bisa menggunakan balon udara.”

“Ayo kita bergegeas,” ujar Jessica tersenyum puas.

(^_^)

Sementara itu, di kuil pusat gunung Iwayama..

“Lapor, sepertinya lawan yang kita hadapi ini mengenali Anda, leader!” ujar Karantal. “Aku melihat perbincangan Async selagi bertarung melawan mereka.”

“Apa?” Groovy memicingkan matanya penasaran. “Aku merasakan sesuatu yang tidak baik.”

“Jokowi Jk, Dragon’s Belief, dan Mystearion, kalian bertiga bantulah Senda Serlalita menjaga pintu masuk dari Lembah Timur!” perintah Oblivion. “Aku punya firasat buruk terhadap Senda Serlalita.”

“Baiklah,” kata Joko.

“Satu lagi,” Kata Oblivion.

“Apa itu?” Tanya Joko.

“Konstruksi mortar ditundalah dulu,” jawab Oblivion. “Langsung saja buat perangkap dan maksimalkan konstruksi Tesla kita. Aku mau musuh kaget ketika sampai di kuil ini.”

“Baik, commander!” Jawab Joko, Mystearion, dan Dragon’s Belief serentak.

“Bagus, dengan begini rencana pertahanan Gunung Iwayama telah sempurna,” Groovy tersenyum puas.

“Kau melupakan sesuatu,” Kata Oblivion. “Pasukan inti mereka akan segera sampai di kaki Gunung Iwayama. Peta gaib ini menunjukan jumlah mereka banyak sekali. Sihir decoymu itu tak akan mempan!”

“Jangan khawatir soal itu, komandan,” ujar Groovy. “Aku telah mengutus seseorang untuk menangani mereka semua.”

(^_^)

Sementara itu, di Kaki Gunung Iwayama yang telah berubah menjadi lapangan es..

“Menyerahlah, Async!” ujar Theo. “Kita akan memulainya bersama-sama dari bawah!”

“Groovy telah mengajarimu banyak teknik menyelundup,” ujar Async. “Namun kau tega mengkhianati sang leader!

“TIADA LEADER SELAIN RAY!” Bentak Theo. “Berpalinglah dari Groovy280, gurumu! Atau kau akan kubinasakan saat ini juga!” Theo memutar pedang rantainya dan meletakan mata pisaunya di leher Async yang seluruh badannya diselimuti oleh Kristal es. Crystal sendiri sudah bersiap-siap merapalkan sihir es selanjutnya.

“Kau sudah tahu bahwa aku adalah murid dari Groovy280, hah?” ujar Async. “Tapi kau masih berani melawanku. LAWANLAH AKU!” Es yang membungkus tubuh Async mencair seketika. Rupanya Async telah menggunakan sihir api yang telah diajarkan oleh Groovy.

“Kurang ajar,” Crystal mengumpat.

Async kemudian menggunakan sihir apinya untuk memberikan aura api kepada schimitar miliknya, menebas segala sihir es Crystal yang dilontarkan kepadanya.

“Kau tak akan menang dengan sihir apimu itu!” Teriak Theo yang segera melempar dagger beracun miliknya.

“Terlalu lambat,” desis Async sambil menciptakan pelindung apinya. Async kemudian menggunakan sihir apinya untuk membebaskan teman-temannya dari belenggu es milik Crystal.

Rey, Arnel, Jediy, dan Dauntless segera bangkit dan mengangkat senjatanya.

“Sudah berakhir,” kata Async mengancam Theo dan Crystal. “Jumlah kami lebih banyak, dan sihir es kalian tidak berkutik dihadapan kami.”

“Ya,” jawab Theo menyeringai. “Memang sudah berakhir.”

Dari belakang Theo, muncul selaksa Barbarian, diiringi oleh Golem Ungu yang dilindungi oleh Healer Ungu. Kemudian,  dibelakang barisan Golem dan Healer itu, ada beberapa orang ikut bergegas. Salah satunya mengenakan jubah berwarnakan gelap dan kalung tengkorak.

“Ray,” gumam Async

(^_^)

Sementara itu,  di lembah Timur Gunung Iwayama, seorang gadis telah menyiapkan pasukan archer miliknya, beserta Archer Tower yang masih berbentuk kayu yang berdiri siap membidik lawan yang sampai. Namun, tiba-tiba sepasukan Lava Hound dan Lava Pup datang melelehkan kayu dari tower-tower itu menjadi abu. Dibalik serangan itu, muncul tiga orang, salah satu dari mereka memegang dua gagang tombak bermata dua.

“Senda Serlalita,” ujarnya.

“K-kau tahu namaku?” Tanya Senda.

Leaderku mengetahui gurumu,” ujarnya. “Dulu Izhamzam memang merupakan petarung yang handal. Dia dapat memimpin serangan Naga dengan baik, namun tidak sebaik aku.”

“Tutup mulutmu!” Senda berteriak sambil menggunakan sihir apinya kepada pemilik tombak bermata dua itu, mengenai tepat di pipi kanannya. Pria itu tidak bersuara seketika. Senda Serlalita merasa puas akan itu.

“Wanita bodoh,” ujar pria itu pelan. Kemudian pria itu berteriak hingga tanah berguncang “Sihirmu itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Groovy280 maupun Oblivion!”

Pria itu memutar kedua tombaknya, membuat tanah bergelombang mencabik-cabik tubuh Senda yang rapuh.

“Aku merupakan saudara Ray yang terkuat!” serunya sambil menggelegar. “Logan, Maxine, cepat bawa  dia! Kita butuh panduan menuju arah kuil dimana komandan dan leader mereka berada. AKU BUTUH TANTANGAN!” Teriaknya.

Senda Serlalita menggertakkan giginya ingin membalas, namun ia tidak yakin kekuatannya mampu mengalahkan lawannya.

“Baik, komandan Charles,” ujar Logan dan Maxine. Namun…

“Tidak secepat itu!” Terdengar seseorang berseru dengan lantang. Sambil menggunakan sihir listriknya menyetrum Logan dan Maxine.

“Izhamzam,” ujar Charles. “Akhirnya kita bertemu.”

Izhamzam segera mengarahkan tangannya kea rah Charles, bersiap untuk merapalkan mantra listrik kepadanya. Disamping Izhamzam, berdiri Jessica yang menarik busur anak panahnya, membidik Charles, siap untuk melepaskannya sewaktu-waktu

Logan segera mengeluarkan belatih kembarnya, sementara itu Maxine juga mengeluarkan crossbow miliknya.

“Charles,” ujar Izhamzam. “pemilik Golem pertama di Indo Caffe. Baru kali ini aku bertemu dengan pria yang sering disebut-sebut oleh Groovy itu.”

“Kau telah mengetahui namaku, tapi aku salut denganmu untuk tidak mundur.” Ucap Charles.

“Aku datang kemari untuk Senda Serlalita!” Seru Izhamzam sambil meluncurkan sihir bola kilatnya.

“Bodoh!” Seru Charles lantang, seolah tidak merasakan apapun. “Tanah tidak mempan dengan listrik!”

Sambil tertawa, Charless menggunakan sihirnya. Tanah segera berguncang, dan sesuatu muncul dari tanah, seluruh bebatuan terisap mennuju sosok itu.

“Golem,” gumam Jessica. “Dia memiliki mantra untuk memunculkan Golem.

“HAHAHHA! KALIAN AKAN MATI!”
 
(^_^)

Sementara itu di Kaki Gunung Iwayama seluruh pasukan lawan telah mendominasi area perang. Kini pria yang disebut Ray itu telah datang diapit seorang laki-laki dan seorang perempuan.

“Ray…” gumam Async. “Mengapa kau melakukan ini?”

Namun, Ray tidak menjawab pertanyaan itu, bahkan Ray tidak menunjukkan perhatian sedikitpun terhadap ucapan perkataan Async.

“Kau telah gagal, komandan Theo,” kata Ray pelan, namun penuh aura jahat.

“M-maafkan ak-“

“Steven!” ujar ray kepada pria yang berdiri disampingnya. “elekrokusikan, mereka semua,” sahutnya sambil menyibakkan jubahnya dengan angkuh, didampingi oleh perempuan yang berada di sampingnya.

Ya, baik Reynaldo, Dauntless, Jediy, Async, maupun Arnel mengenal Steven. Mereka pernah berperang bersamanya  melawan klan Filipina, sama-sama melawan kutukan Tatan Sanctum, dan melawan klan Korea pada Zaman Peleburan Armada.

“Steven,” seru Reynaldo. “Kau akan menyesali perbuatanmu ini!” Reynaldo mengankat pedangnya, menerjang menuju Steven.

“Kurang cepat,” gumam Steven yang tiba tiba menghilang, dan muncul di balik Reynaldo, kemudian menggunakan sihir petir merahnya untuk menyetrum Reynaldo.

“AAARGH!” Reynaldo menjerit kesakitan.

“Bagaimana kau bisa berteleportasi?” Tanya Arnel menggeram.

“Berteleportasi?” Steven tertawa terbahak-bahak. “Aku tidak melakukan teleportasi dasar, teman-teman lamaku yang bodoh. Kecepatan kilatku bergerak lebih cepat dari apapun!” Seru Steven sambil menciptakan pusaran listrik untuk segera diledakkan menuju Arnel dan teman-temannya.

Arnel segera bergegas untuk mengayunkan pedangnya kepada Steven, namun percuma saja. Lagi-lagi Steven bergerak secepat kilat kebelakang Arnel, dan menyetrumnya hingga jatuh terkulai.

“Bodoh. Sekarang kalian semua akan mati!” ujarnya terbahak-bahak.

Tiba-tiba sesuatu muncul dari balik bukit.. Bukan sesuatu, melainkan empat sosok manusia yang datang menuju medan perang. Salah satu dari sosok tersebut mirip dengan Steven.

“Bagus,” ujar Async. “itu Christy, Sharon, Kevin Siregar, dan –“

“BODOH!” Steven memotong kalimat Async. “Groovy280 memang bodoh! Ia kira dengan empat buah decoy lemah seperti itu dapat mengalahkanku?”

Steven segera menyelesaikan mantra pusaran listriknya dan meledakkannya menuju keempat decoy itu dan langsung hancur semuanya. Kabut asap langsung bertebaran setelah terjadinya ledakan itu.

“Ugh..” Dauntless tampak geram, rasanya ia ingin buru-buru meletakkan pedangnya di leher Steven.

Ekspresi Ray yang duduk di pelana kuda hitamnya tidak berubah. Mukanya tetap menunjukkan ekspresi kejahatan yang sangat hening. Hanya Theo dan Crystal yang tersenyum dengan puas.

Tiba-tiba, di balik kabut itu muncul suatu sosok yang nampak asing bagi Async dan yang lainnya. Sosok itu memegang kapak titanium besar di tangan kanan dan kirinya. Kapak tersebut bermata dua, layaknya Battle Axe yang dimiliki oleh gladiator perang.

“Siapa dia?” Tanya Async kepada Dauntless yang kemudian ditanggapi oleh Async dengan ekspresi kebingungan

“Sang leader Indo Caffe telah mengutusku untuk membunuh segala yang berpihak kepada orang yang bernama Ray,” ujarnya dingin. Ekspresi orang ini sangat dingin, dan penuh hawa ingin membunuh.

“Langkahi dulu mayatku, dasar tukang kayu!” Steven segera merapalkan mantra listriknya, membuat sesuatu menyerupai pedang yang terbuat dari sihir listrik.

Pemilik kapak titanium itu tetap terdiam. Ia memfokuskan dirinya terhadap apa yang dilakukan oleh Steven, bagaikan pemburu yang mengawasi mangsanya dengan saksama.

“Teridam hah? Tidak menyerang?” Tanya Steven “Kapakmu itu memang hanya cocok digunakan untuk menebang pohon di Gunung Iwayama!” Kata Steven sambil melesat dengan cepat, mengayunkan pedang listriknya dengan cepat. “Kau tidak akan bisa menandingi kecepatanku ini!”

“DUAK!” Tiba-tiba kapak titanium itu segera mengenai perut Steven. Darah segar bercucuran dari mulutnya.

“Aku memang tidak butuh kecepatan untuk melukaimu, dasar tukang perakit barang elektronik,” ujar pemilik kapak titanium itu tanpa ekspresi, namun dengan nada mengejek yang terselubung.

“K-Kurang ajar,” Steven memegang perutnya kesakitan.

“Siapa dia?” pikir Async. “Anggota baru Indo Caffe? Jago juga dia.”

Ray segera turun dari kudanya. Ia baru mulai memberikan perhatiannya pada pertarungan ini.

“Biarkan aku yang akan maju!” Sahut Theo langsung maju bersiap melempar rantai besinya.

Ray langsung menggunakan sihir gravitasinya menarik Theo  kembali ke arahnya.  “Steven telah kalah, apalagi kau,” ujar Ray.

Theo menggeram sambil menutup matanya menahan malu.

“Ketsi,” ujar Ray kepada perempuan yang disampingnya.

“Ya, kakakku,” sahutnya.

“Panggil Charles kemari,” ujarnya yang langsung ditanggapi Ketsi oleh anggukan ringan.

“Kau!” Ray kemudian berseru kepada pemilik kapak Titanium itu. “Siapa namamu?”

“NUGROHO!” Pemilik kapak titanium itu berteriak tidak mau kalah lantang dengan Ray.


(^_^)

Sementara itu di kuil…

“Anak baru itu merupakan anugrah bagi kita,” ucap Oblivion.

“Belum,” gumam Groovy. “Aku harus segera beranjak ke kaki gunung untuk membantu mereka.

“Kau tidak mampu menghadapi Ray sendirian,” ujar Oblivion. “Biar sihir hitamku inilah yang melahap nyawa mereka semua!”

 “Tidak, Komandan,” Kata Groovy. “kuil ini membutuhkan pertahanan yang sempurna. Dan aku percaya kaulah yang paling mampu menjaga kuil ini.”

“Hmm.. Baiklah,” ujar Oblivion. “Aku akan mempertahankan kuil ini. Tapi ingat, apabila aku melihat kamu kewalahan di dalam peta gaib, maka aku yang akan turun tangan membunuh mereka semua itu.”

“Hahahaha, baiklah,” Groovy menyetujui pernyataan Oblivion. “Karantal dan Rudra, kalian bantulah Oblivion menjaga kuil ini. Sementara itu, Valk dan Valcon ikutlah denganku kebawah!”

Semua segera mengangguk dan berseru menjalankan perintah sang leader.

(^_^)

“Tidak!” pekik Senda Serlalita dari Lembah Timur
           
     “Lepaskan dia!” bentak Izhamzam kepada Charles.
           
     “Atau apa?” tantang Charles.
          
      “Atau kami akan membunuhmu,” suara itu datang dari arah kuil. Seseorang telah datang diapit oleh seorang perempuan dan laki-laki yang masih berusia remaja.
           
     “JOKOWI JK,” gumam Charles. “Mystearion dan DRAGON’S BELIEF juga.”
           
     “Kau kalah, wahai prajurit Elite terkuat Indo Caffe pada Zaman Kebangkitan.”
           
     “JANGAN BANYAK BICARA KAU!” Charles murka sambil memerintahkan Golem-Golemnya menerjang Joko.
        
        Joko segera memerintahkan pasukan P.E.K.K.A miliknya untuk berancang-ancang.
         
       Charles akan segera menerjang Jokowi dengan tangan kosong ketika tiba-tiba terdengar suara gadis kecil berteriak
           
     “Charles! STOP!”
        
        Charles langsung menghentikan gerakannya dengan tiba-tiba. Ia menoleh kepada pemilik suara itu. “Ketsi?”
           
     “Ray memanggilmu,” ujarnya ringan.
        
        “Yang benar saja. Di saat aku hampir membunuh mereka semua, leader memanggilku!”
           
     “Steven krisis, komandan,” ujar Ketsi. “Cepat kita harus segera berada disana!”
          
      Dengan berat hati, Charles segera mengajak Logan dan Maxine untuk beranjak dari Lembah Timur mengikuti Ketsi. “Perselisihan kita tidak hanya sampai disini, Jokowi Jk!” Charles menarik pasukannya.
           
     “Senda!” Izhamzam menjerit akan kondisi muridnya itu. “Kau baik-baik saja?”
           
     “ya,” Senda tersenyum. “Terimakasih kau telah datang untukku.”
           
     Izhamzam pun ikut tersenyum membalas senyuman Senda.
           
     Dari jauh, Jessica segera membidik anak panahnya menuju Charles yang sedang melakukan gerakan mundur.
                 
            “Memangnya kau bisa membidik dengan jarak sejauh itu?” Tanya Izhamzam kepada Jessica

                “Bidikanku jauh lebih tajam dibandingkan dengan Archer Queen manapun, kak Izham,” jawab Jessica dingin.
          
      Anak panah akhirnya berdesing dari busur Jessica, melesat menuju lembah Gunung Iwayama, mendekati Charles.

TRING! Charles segera membalikkan badannya, merapalkan mantra tanah pelindung untuk menangkis anak panah yang dilepaskan oleh Jessica. Charles kemudian menghilang dibalik semak-semak lembah Gunung Iwayama.

(^_^)

Kembali lagi di kaki Gunung Iwayama…
           
     “Bergabunglah denganku, Nugroho,” ujar Ray.
           
     Tetapi Nugroho segera memicingkan matanya. Ia melemparkan salah satu dari kapak titaniumnya itu menuju Ray
           
     “WUSH,” Kapak itu menembus angina cepat bagaikan halilintar. Namun kapak itu berhenti tepat di depat wajah ray. Rupanya Ray menggunakan kekuatan gravitasinya untuk menghentikan laju kapak tersebut.
           
     “Bedebah,” gumamnya kesal. “Kau kira kau sanggup mengalahkanku?” Dengan kekuatan gravitasinya, Ray mengangkat pohon-pohon di sekelilingnya, bersiap untuk melemparkannya kepada Nugroho, namun dengan kekuatannya, Nugroho mampu menebang seluruh pohonnya menggunakan kapak miliknya.
           
     “grr,” Ray menggertakkan giginya.
           
     PLOK! PLOK! PLOK! Seseorang dengan setelan putih datang sambil menepuk tangannya.
           
     Leader?” ucap Nugroho.
           
     “Groovy…,” desis Ray kaget, seolah yang diharapkannya telah datang.
           
     “Groovy! Sedang apa kau disini!” Seru Async. “Berbahaya!”
           
     Theo dan Crystal mengarahkan pandangannya menuju pemimpin Indo Caffe ini.
           
      “Pulanglah!” ucap Groovy santai, seolah tidak memedulikan perkataan Ray.
           
     “Pulang?” Tanya ray dengan terseyum kaget. “Kami telah jauh-jauh datang kemari untuk menakhlukan Iwayama darimu.”
           
     “Tidak semudah itu,” ucap Groovy.
           
     “Mana Zefry?” Tanya Ray.
           
     “Untuk apa kau mananyakannya?” Tanya Groovy
           
 “Dia adalah orang terakhir yang kuberikan jabatan leader sebelum aku meninggalkan Indo Caffe,” kata Ray.
           
 “Dia telah pergi berkelana,” ucap Groovy. “akulah leadernya sekarang.
           
 HAHAHHAHA!” Ray tertawa terbahak-bahak. “Kalau begitu, Iwayama akan dengan mudah jatuh ke tanganku!”
           
 “Sombong sekali kau,” Groovy menyeringai, seolah-olah tidak merasa terancam oleh tawa Ray. “Nugroho, habisi dia!”
           
 Nugroho mengambil kapaknya yang terjatuh di tanah, dan segera menerjang Ray
           
 TRANG! Tiba-tiba seseorang maju mengadu senjatanya dengan Nugroho. Ia tak lain adalah Charles.
           
 Ray tersenyum puas. “Inilah dimana prajurit andalan kita bertemu,” ujarnya.
           
 Groovy pun membalas senyuman itu dengan senyuman pula. “Nugroho, dialah lawan yang tepat bagimu.”
           
 Nugroho mengangguk dan segera menerjang Charles dengan kedua kapak titanium besarnya. Charles juga menggunakan kedua tombak besarnya untuk menahan serangan Nugroho. Serangan kedua pihak yang sangat dahsyat itu membuat tanah berguncang.
           
 DUAK! Keduanya terplanting secara bersamaan. Seluruh pemirsa tercengang melihat kejadian ini. Baik Theo, Crystal, bahkan pihak Groovy pun tidak dapat berkata-kata.
           
 “Ray, kau akan kalah!” Bentak Groovy.
           
 “Kau jangan meremehkan kekuatan keluarga Ray!” teriak Ray.
           
 “kau bukan Ray bagiku!” Balas Groovy. “Kau dipenuhi oleh kekuatan kegelapan!”
           
 “Tutup mulutmu!” bentak Ray.
           
 “Ray..” ujar Steven menahan rasa sakit bekas kapak Nugroho. “Biarkan aku membantu Charles.”
           
 “Aku juga akan membantu,” ujar Theo.
           
 “Baiklah, akan tetapi aku minta kalian segera menghancurkan Nugroho!” Ray berteriak. “KEGELAPANLAH YANG AKAN MENANG!”
           
 “Baik, leader!” ucap Charles, Theo, dan Steven secara bersamaan.
           
 Charles menggunakan sihir tanahnya kepada Nugroho. Nugroho pun kehilangan keseimbangan. Peluang itu langsung dimanfaatkan oleh Steven untuk bergerak secepat kilat dan menggunakan sihir listriknya untuk menyambar Nugroho. Begitu pula dengan Theo. Ia segera melumuri pisau terbangnya dengan racun, dan melemparkannya menuju Nugroho.
           
 “AARGH!” Nugroho menjerit menahan rasa sakit dalam segenap tubuhnya.
           
 “Nugroho!” Groovy berteriak mencemaskan kondisinya.
           
 “HAHAHHA!” Ray tertawa dengan sangat kencang. “inilah kekuatan sihir hitam, Groovy! Kombinasi dari  earthquake, haste, dan poison itu adalah sihir hitam yang paling mematikan yang pernah ada! Mereka bertiga adalah komandan tertinggi yang ada di clan ku, Dark Caffe!
           
 “Kurangajar!” Groovy murka.
           
 Tanpa harus disuruh, Async, Jediy dan Dauntless pun membantu Nugroho menghadapi ketiga komandan Dark Caffe tersebut. Arnel dan Reynaldo yang tadinya terlumpuhkan oleh sihir Steven pun sudah mampu untuk bangkit. Mereka segera bergabung bersama Nugroho dan yang lainnya.
           
 “Pulanglah, Ray!” Groovy280 berseru. “Aku memperingatimu.”
           
 “Dasar bodoh!” ejek Ray. “Aku telah mengunggulimu! Pasukanku telah menang! Steven, panggil pasukan Wizardmu! Setrum mereka semua!” perintah Ray tidak sabar untuk menang.
           
 DUAR! Tiba-tiba giant bomb telah muncul dan memusnahkan segala wizard yang ada.
           
 Async, Rey, Dauntless dan yang lainnya pun segera melawan golem-golem yang ada. Kekuatan mereka mampu melebihi kemampuan sihir penyembuh healer milik Ray.
           
 “Apa?” Ray kaget. “pasukan P.E.K.K.A! Serbu!”
           
 Tiba-tiba tesla berkawat spiral emas bermunculan dari bawah tanah dan segera menonaktifkan puluhan pasukan P.E.K.K.A milik Dark Caffe.
           
 “Brengsek!” Ray mengumpat. Seluruh pasukan Dark Caffe pun jadi kocar-kacir.
           
 “Jokowi ternyata telah menyelesaikan trapnya dengan baik,” ujar Groovy senang
           
 “Kita masih memiliki pasukan terakhir, kakak,” Ketsi mengingatkan Ray.
           
 “Kau benar,” Ray bergumam. “Pasukan Lavalloonion! Serbu!”
           
 Namun air mine dan air bomb dengan jumlah banyak segera bermunculan mendekati Lava Hound, bagaikan magnet.  Ratusan minion yang berpihak kepada Dark Caffe pun segera musnah dihadapan Air Bomb tersebut.
           
 “Mau kemana kalian!” DRAGON’S BELIEF dan Mystearion tiba-tiba muncul dengan Naga Coklat yang ditungganginya. Naga yang ditunggangi mereka berdua bermahkota emas di kepalanya. Dengan ganasnya, Naga milik kakak beradik ini menyemburkan apinya, menghanguskan sisa pasukan Lavalloonion milik Ray, ditambah dengan sihir rage yang dirapalkan oleh Groovy untuk memperkuat serangan naga-naga tersebut.
           
 “TIDAKK!” Ray berteriak! “Cepat kembali!”
           
 “Pasukan Hog Rider, buru mereka semua!” Nugroho memberi perintah.
           
 Mata Charles tak lepas dari Nugroho. Beberapa detik kemudian Charles dan yang lainnya memalingkan muka mereka, beranjak menjauh dari Gunung Iwayama yang tidak akan pernah mereka datangi lagi.
           
 “Sudah kubilang, Ray. Pulanglah,” gumam Groovy280 dengan ekspresinya yang menyebalkan.
           
 Kini Groovy280 dan teman-temannya berkumpul dan menyaksikan dipukul mundurnya pasukan Dark Caffe, dengan pasukan milik mereka. Pertarungan di Gunung Iwayama pun berakhir disini.

Namun, mimik wajah dan tatapan mata Ray yang jauh berbeda sebelum pertemuannay yang terakhir di Gunung Iwayama, masih merupakan misteri bagi leader Indo Caffe ini. Ia merasakan ada yang salah dengan mantan leadernya ini, dan ia segera menyiapkan pasukan untuk melakukan investigasi kepada Dark Caffe

BERSAMBUNG
           


1 comment: